Selasa, 13 Mei 2014
Sejarah singkat Asia Tenggara
SEJARAH SINGKAT ASIA TENGGARA
Asal Usul Asia Tenggara
Selama Perang Dunia Kedua istilah Asia Tenggara digunakan untuk menggambarkan wilayah di seputar kawasan Indo-china dan semenanjung Malaya serta kepulauan- kepulauan yang ada di sekitarnya. Sebelumnya istilah “Further India” dan “Little China” digunakan untuk menggambarkan kawasan Asia Tenggara, istilah ini menjadi populer saat British South-East Asia Command yang berada di bawah komando Louis Mountbatten menduduki wilayah- wilayah tersebut. Lalu penulis- penulis dari Amerika seperti Victor Parcel dan E.H.G Dobby menggunakan istilah “Southeast” dan “South-east” dalam menggambarkan kawasan Asia Tenggara.
Secara geografis wilayah Asia Tenggara terbagi ke dalam dua wilayah; Asia Tenggara Daratan dan Asia Tenggara Maritim.
Asia Tenggara Daratan, meliputi; Kamboja, Vietnam, Thailand, Myanmar dan Laos. Sementara Negara- Negara yang termasuk ke dalam Asia Tenggara Maritim, meliputi; Indonesia, Brunei, Filipina, Malaysia, Singapore dan Timor Leste.
Walau secara geografis Taiwan, Pulau Kokos dan Pulau Christmas masih termasuk ke dalam wilayah Asia Tenggara, karena alasan politis Taiwan dimasukan ke dalam wilayah Asia Timur sementara Pulau Kokos dan Pulau Christmas masuk ke dalam wilayah administrasi Negara Australia.
Kebudayaan dan bahasa Austronesia merupakan dasar tata kehidupan dan pergaulan bangsa-bangsa di wilayah Asia Tenggara ini. Baru pertengahan abad pertama Masehi pengaruh luar masuk ke dalam kawasan Asia Tenggara. Dimulai dari India dan China lalu pedagang- pedagang Islam dari Arab dan Persia perlahan- perlahan mulai mempengaruhi kebudayaan di kawasan Asia Tenggara.
Dilihat dari factor sejarah, politis dan kebudayaan Asia Tenggara telah banyak diliputi naungan bayangan dari India dan Cina, ini terlihat dari banyaknya peninggalan- peninggalan sejarah yang bercorak Hindu dan Budha. Salah satunya adalah tulisan- tulisan sansakerta dari India yang diterjemahkan oleh para penerjemah Nusantara dengan sangat kreatif dan epic di abad ke 9.
Selain banyak dipengaruhi oleh kebudayaan Hindu dan Budha, Agama Islam yang disebarkan oleh pedagang- pedagang dari Arab dan Persia yang masuk melalui Malaka juga memberi peranan penting dalam kebudayaan masyarakat di kawasan ASEAN. Itu terlihat dari besarnya pemeluk agama Islam di wilayah Asia Tenggara yang hamper mencapai 40% dari keseluruhan populasi penduduk di Asia Tenggara.
SEJARAH ASIA TENGGARA
Kawasan Asia Tenggara, termasuk Indonesia merupakan kawasan yang kaya akan sumber daya alam seperti rempah- rempah, logam, barang tambang dan produk- produk yang dihasilkan oleh Negara- negara tropis lainnya. Selain itu kawasan asia tenggara juga merupakan tempat strategis bagi jalur perdagangan dunia.
Karena letaknya yang strategis bagi jalur perdagan dunia,Negara- Negara dari Eropa secara berbondong- bonding masuk untuk membuat daerah koloni di kawasan Asia Tenggara. Hal itu lah yang membuat Negara- Negara dikawasan Asia Tenggara di akhir abad ke 18 kecuali Thailand mempunyai kesamaan latar belakang, semua Negara- Negara di Asia Tenggara merupakan daerah jajahan Negara- Negara Barat khususnya Negara Eropa.
Hasil perjanjian Tordeseillas dan Zaragoza yang menghasilkan kesepakatan yang membagi dunia di luar Eropa menjadi dua yang menjadi hak eksklusif antara Spanyol dan Portugal, berhasil membawa kapal Portugal mendarat di Selat Malaka dan Spanyol di Filipina.
Satu abad kemudian Negara- Negara Eropa datang bersama perusahaan- perusahaan dagangnya, VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie) yang berada dibawah kendali Belanda menguasai hamper seluruh wilayah Nusantara. Lalu Kerajaan Inggris dengan EIC (East India Company) berhasil menguasai wilayah Malaysia, Singapura dan Myanmar. Wilayah Indo-Cina dikuasai oleh Prancis. Sementara Filipina dikuasai oleh Spanyol dan Amerika Serikat.
Selain menjadikan kawasan Asia Tenggara sebagai lumbung padi mereka, pada perang Dunia Kedua Negara- Negara Barat juga menjadikan kawasan ini sebagai Pusat Komando Perang di wilayah Asia Pasifik dalam menghadapi musuh mereka.
Kolonialisasi yang dilakukan oleh Negara- Negara Eropa terhadap Negara- Negara di Asia Tenggara mengakibatkan wilayah- wilayah di Asia Tenggara terpecah dan dampak dari persamaan sejarah itu lahir sebuah integrasi regional yang melatar belakangi dibentuknya ASEAN (Association Of South East Asian Nations) yang berarti Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara di Bangkok—Thailand.
Sebuah oraganisasi ekonomi dan geo-politik di Asia Tenggara yang diprakasai oleh pemerintahan dari lima Negara, yaitu; Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura dan Thailand yang ditanda tangani oleh kelima menteri luar negeri masing-masing Negara tersebut pada tanggal 8 Agustus 1967 yang sekaligus melahirkan Deklarasi Bangkok, sekaligus menjadi tonggak sejarah lahirnya sebuah organisasi bernama ASEAN.
ASEAN
Kejatuhan regim Orde Lama di Indonesia yang dipimpin oleh Soekarno berhasil membuat situasi di kawasan Asia Tenggara menjadi semakin kondusif. Kemerdekaan Malaysia dan Filipina dari Inggris yang pada masa pemerintahan Soekarno di Indonesia ditentang dan dianggap sebagai penjajahan baru berhasil diperbaiki oleh pemerintahan Indonesia. Pemerintahan Orde Baru yang dipimpin oleh Soeharto membuat kebijakan politik luar negeri dengan memperbaiki hubungan Indonesia dengan Malaysia yang menjadi langkah awal pembentukan ASEAN.
ASEAN yang berdiri pada tanggal 8 Agustus 1967 diinisiasi oleh lima Negara awal yaitu Indonesia, Malaysia, Thailand, Singapura dan Filipina. Ke 5 menteri Luar Negeri dari ke lima Negara tersebut duduk bersama di Bangkok untuk mendiskusikan dan menandatangani dokumen pembentukan ASEAN.
Ke-lima menteri luar negeri yang menandatangani dokumen perjanjian tersebut adalah Adam Malik menjadi wakil dari Indonesia, Narciso R. Ramos dari Filipna, Tun Abdul Razak dari Malaysia, S. Rajaratnam dari Singapura dan Thanat Khoman menjadi perwakilan dari Thailand. Dokumen yang ditandatangani oleh ke lima menteri luar negeri tersebut disebut dengan Deklarasi Asean.
Baru pada tahun 1984, satu minggu setelah meraih kemerdekaannya Brunei Darusallam masuk sebagai anggota ke-enam ASEAN.
Pada 28 Juli 1995 Vietnam masuk menjadi anggota ke-tujuh, lalu disusul oleh oleh Laos, Kamboja dan Myanmar dua tahun kemudian pada tanggal 23 Juli 1977. Tapi karena kondisi keamanan Negara Kamboja yang dianggap belum stabil keanggotaan Kamboja ditangguhkan, baru pada tanggal 30 April 1999 Kamboja dianggap resmi menjadi anggota ASEAN.
Timor Timur menyusul 13 tahun kemudian, setelah melakukan referendum dan memerdekakan diri dari Indonesia, Timor Timur bergabung menjadi anggota ASEAN yang ke-sebelas pada bulan Maret 2011.
Filosofi logo ASEAN yang di dalamnya terdapat 10 tangkai padi yang menggambarkan cita-cita pelopor pembentuk ASEAN di Asia Tenggara, yaitu bersatu dan bersahabat. Sementara gambar bulatan melambangkan kesatuan ASEAN.
Sampai pertengahan tahun 90-an, ASEAN dianggap sebagai organisasi regional yang sukses di dunia. Itu terlihat dari cepatnya pembangunan ekonomi dan keamanan regional di kawasan Asia Tenggara. Sebelumnya banyak orang berpendapat bahwa kawasan Asia Tenggara merupakan kawasan yang mempunyai karakteristik seperti kawasan Balkan di Eropa yang rawan dengan konflik. Hingga di tahun 1997 saat krisis ekonomi Asia ikut menghantam Asia Tenggara stabilitas perekonomian dan keamanan di kawasan Asia Tenggara pun mulai kembali terganggu.
ASEAN WAY
ASEAN sebagai organisasi regional Asia Tenggara memiliki beberapa aspek penting dalam pembentukannya. ASEAN juga mempunyai identitas tersendiri dalam membuat keputusan untuk menyelesaikan masalah yang disebut dengan ASEAN way.
ASEAN way tercantum di dalam dokumen resmi ASEAN seperti ASEAN Declaration (1967) ) dan The Treaty of Amity and Cooperation in Southeast Asia (1976), yang di dalam dokumen- dokumen tersebut berisi tentang norma- norma serta serangkaian prosedur yang harus dilakukan dan dijalankan jika terjadi konflik antar negara di kawasan ASEAN.
ASEAN way merupakan cara bagaimana Negara- Negara ASEAN mengatasi konflik diantara mereka dengan mengedepankan prinsip musyawarah (dialogue) dan mufakat (consensus) sebagai norm dan order. ASEAN way diberlakukan di dalam sebuah forum yang dibentuk oleh Negara- Negara ASEAN dalam upaya penyelesaian konflik yang dinamakan ASEAN Regional Forum (ARF). Dalam melakukan penyelesaian konflik tersebut ASEAN way mengedepankan dua prinsip yaitu prinsip Preventif Diplomacy dan prinsip Non-intervensi.
ASEAN way bertujuan untuk menciptakan keteraturan hubungan antar Negara ASEAN untuk mencegah konflik yang sering terjadi di kawasan multietnis seperti di kawasan Asia Tenggara ini. Dalam hal ini ASEAN way dapat berperan menjadi alat stabilitas regional di kawasan Asia Tenggara.
Musyawarah merupakan pengambilan keputusan melalui diskusi dan konsultasi, sementara mufakat merupakan proses pengambilan keputusan yang membahas permasalahan secara bersama- sama demi mencapai kesepakatan yang disepakati bersama.
Musyawarah dan mufakat dapat diidentifikasikan sebagai bagian dari budaya Asia Tenggara yang telah dipraktekan selama berabad- abad di kawasan Asia Tenggara. Selama berabad- abad juga Musyawarah dan Mufakat memainkan peranan penting dalam menghasilkan keputusan di wilayah Asia Tenggara terutama dalam memainkan peran dalam politik desa.
Selain prinsip Musyawarah dan Mufakat, atas latar belakang historis yang sama dimana Negara- Negara ASEAN mengalami kelangkaan kedaulatan selama puluhan bahkan ratusan tahun karena penjajahan, ASEAN way menganut prinsip non-intervensi. Dimana Negara- Negara ASEAN tak berhak melakukan intervensi atau ikut campur dalam urusan Negara tetangga di wilayah ASEAN. ASEAN juga sebagai organisasi tidak berhak ikut campur terlalu jauh dalam permasalahan internal maupun bilateral yang dihadapi oleh Negara- Negara anggotanya.
ASEAN way yang pada dasarnya merupakan identitas yang patut dibanggakan ternyata mempunyai sisi buruk layaknya dua sisi dalam mata uang. ASEAN way dinilai memiliki beberapa kelemahan yang fundamental, dimulai dari persoalan kesamaan identitas regional yang masih diragukan, apalagi jika melihat permasalahan internal di beberapa Negara anggota, masih dapat ditemukan konflik antar etnis didalamnya, hingga kritik-kritik terhadap prinsip ASEAN Way menjadi dilematis jika dihadapkan pada kasus-kasus tertentu di era globalisasi seperti sekarang ini.
Selanjutnya adalah prinsip non-intervensi, prinsip ini dianggap membuat ASEAN menjadi tumpul dan tak mempunyai taji yang dapat membuat permasalahan- permasalahan di kawasan Asia Tenggara
semakin larut dan tak dapat terselesaikan.
Hal- hal ini lah yang membuat ASEAN berbeda dengan organisasi- organisasi regional lainnya, dimana ASEAN lebih mengedepankan cara diplomasi untuk menyelesaikan masalah dibanding dengan harus menyelesaikan masalah di meja perundingan yang melibatkan tawar-menawar dan mengambil hasil yang berlaku di pengadilan.
lengkap sekali infonya
BalasHapusfree thinker indonesia
Sangat lengkap sekali infonya
BalasHapus