Selasa, 13 Mei 2014
Sejarah Persia
Sejarah Persia telah dimulai dari 5000 tahun yang lalu. Persia berada pada persilangan yang strategis di daerah Timur Tengah, Asia Barat Daya. Iran dan Persia adalah dua nama yang kerap digunakan untuk menunjukkan satu wilayah. Sebenarnya, antara keduanya terdapat sedikit perbedaan. Salah satu rumpun bangsa Arya yaitu bangsa Media, mendiami wilayah Iran bagian barat. Sementara rumpun bangsa lainnya, yaitu bangsa Persia, mendiami bagian selatan wilayah tersebut. Baik bangsa Media maupun Persia, keduanya tunduk pada kekuasaan bangsa Assyria. Namun, sejak 1000 SM, bangsa Persia berhasil menaklukkan bangsa Media bahkan menaklukkan imperium Assyria. Sejak saat itu, wilayah Iran dikenal dengan nama Persia. Persia menggunakan bahasa Persia dan juga mempunyai persamaan dalam kebudayaan dengan bangsa Iran yang lainnya. Bangsa ini mayoritas di Iran dan minoritas di beberapa negara-negara lain seperti Afganistan, Tajikistan, Uzbekistan, Amerika Serikat, Kuwait, Turki, Uni Emirat Arab, Irak dan juga beberapa negara di Timur Tengah
1) Sistem sosial masyarakat Persia
Dalam organisasi sosial, suku Persia menggunakan sistem kekerabatan patrilineal, yakni menggunakan garis keturunan sang ayah, atau anak laki-laki. Hal ini terlihat dari penggunaan kata ‘bin’ untuk anak laki-laki dan ‘binti’ untuk anak perempuan, dan diikuti nama ayah mereka dibelakang kata tersebut, yang menandakan mereka adalah anak dari orang tersebut. Di samping itu suku Persia juga menempatkan kaum laki-laki pada posisi yang lebih tinggi daripada kaum perempuan.Pada awalnya suku Persia hidup dengan cara pindah dari suatu tempat ke tempat lain. Mereka tidak betah tinggal menetap di suatu tempat. Yang mereka kenal hanyalah hidup mengembara selalu, berpindah-pindah mencari padang rumput dan menuruti keinginan hatinya. Mereka tidak mengenal hidup cara lain selain pengembaraan itu. Hal inilah yang membentuk watak bangsa Persia menjadi keras, individualis, dan terkadang merampok sanak saudaranya yang lebih beradab. Namun, dalam perkembangannya, bangsa Persia mengalami kejemuan dalam menjalani kehidupan itu. Akhirnya mereka hidup menetap dan bertani. Hidup di alam bebas dengan memperhatikan kepemilikan di antara para pemukim, yeng kemudian membentuk kehidupan bangsa Pesia menjadi bangsa yang berhati ikhlas, pemurah, dan suka menjamu tamu. Di samping itu, bangsa Persia juga sangat mencintai ilmu pengetahuan, yang pada akhirnya membawa bangsa ini menjadi bangsa yang mandiri dan independen, tidak bergantung pada bangsa Arab yang mayoritas menempati wilayah Timur Tengah. Mata pencaharian bangsa Persia ini—di samping bertani—adalah berternak biri-biri dan kambing.
2) Kekasisaran Persia
Kekaisaran Media dan Kekaisaran Akhemeniyah (3200SM – 330SM)
Kekaisaran ini menjadi simbol pendiri bangsa dan juga kekaisaran Iran, yangdisusul dengan Kekaisaran Akhemeniyah (648SM–330SM) yang didirikan oleh Koresh yang Agung. Koresh Agung juga terkenal sebagai pemerintah pertama yang mewujudkan undang-undang mengenai hak-hak kemanusiaan, tertulis di atas artefak yang dikenal sebagai Silinder Koresh. Kekaisaran Persia kemudian diperintah oleh Cambyses selama tujuh tahun (531SM - 522SM) dan kemangkatannya disusul dengan perebutan kuasa. Akhirnya Darius yang Agung (522SM -486SM) menang dan dinyatakan sebagai raja. Di bawah pemerintahan Koresh yang Agung dan Darius yang Agung, Kekaisaran Persia menjadi sebuah kekaisaran yang terbesar dan terkuat di dunia zaman itu. Pencapaian utamanya ialah sebuah kekaisaran besar pertama yang mengamalkan sikap toleransi dan menghormati budaya-budaya dan agama-agama lain di kawasan jajahannya.
Kekaisaran Seleukus (330SM ~ 248SM)
Pada tahun 330SM Kekaisaran Akhemeniyah diserang oleh Kerajaan Yunani yang di pimpin salah satu jenderal dari Alexander Agung yang bernama Seleukus dan lahirlah pemerintahan baru Persia yaitu Kekaisaran Seleukus dari Yunani. Seleukus mengangkat dirinya menjadi Kaisar setelah Alexander Agung wafat.
Kekaisaran Iran Ketiga: Kekaisaran Parthia (248SM – 224M)
Parthia bermula dengan Dinasti Arsacida yang menyatukan dan memerintah dataran tinggi Iran, yang juga turut menaklukkan wilayah timur Yunani pada awal abad ketiga Masehi dan juga Mesopotamia antara tahun 150 SM dan 224 M. Parthia juga merupakan musuh bebuyutan Romawi di sebelah timur, dan membatasi bahaya Romawi di Anatolia. Kekaisaran Parthia tegak selama lima abad (Berakhir pada tahun 224 M,) dan raja terakhirnya kalah di tangan kekaisaran lindungannya, yaitu Sassania.
Kekaisaran Iran Keempat: Kekaisaran Sassania (226–651)
Era Sassania ini menyaksikan memuncaknya peradaban Persia, dan merupakan kekaisaran Persia terakhir sebelum kedatangan Islam. Pengaruh dan kebudayaan Sassania kemudian diteruskan setelah pemelukan Islam oleh bangsa Persia. Dipimpin oleh Dinasti Sassania pada tahun 224 hingga 651 M.Kekaisaran Sassania, yang menggantikan Kekaisaran Parthia atau Kekaisaran Arkasid, diakui sebagai salah satu kekuatan utama di Asia Barat, Selatan, dan Tengah, bersama dengan Kekaisaran Romawi dan Kekaisaran Bizantium, dalam periode selama lebih dari 400 tahun.
Kekaisaran Sassania didirikan oleh Ardashir I, setelah keruntuhan Kekaisaran Parthia dan kekalahan raja Parthia terakhir, Artabanos IV (bahasa Persia: اردوان , Ardavan); dan kekaisaran ini berakhir ketika Syahansyah (Raja Segala Raja) Sasania terakhir, Yazdegerd III (632–651), kalah dalam perjuangan selama 14 tahun untuk menyingkirkan kekhalifahan Islam yang pertama, yaitu pendahulu dari kekaisaran-kekaisaran Islam lainnya. Dapat dilihat dari penjabaran di atas bangsa Persia mengalami pasang surut dan berbagai macam persoalan tetapi mereka selalu mampu bangkit dari keterpurukan.berkat semangat dan sifat mereka yang telah ditempa kehidupan yang keras dan mempertahankan harga diri bahwa Persia adalah bangsa yang besar,kepercayaan diri akan bangsa mereka membuat mereka menjadi kuat, serta mampu bertahan dalam situasi sesulit apapun. Selain itu bangsa Persia menjadi bangsa besar pertama yang mengamalkan sikap toleransi dan menghormati budaya-budaya dan agama-agama lain di kawasan jajahannya.
A. Agama masyarakat Persia
Peradaban Persia telah memperkenalkan tiga agama utama yaitu Zoroastrianisme, Manikeanisme, dan Bahá'í. Agama-agama lain termasuk Mazdak dan Manikeanisme yang keduanya secara tidak langsungnya memengaruhi agama Kristen:Keduanya berakar dari agama Zoroastrianisme. Sekarang, banyak cendekiawan memperdebatkan tentang agama yang mana terbit dahulu, Zoroastrianisme atau Yahudi. Tetapi mereka telah bersetuju bahwa Zoroastrianisme datang dahulu kalau diambil dari perspektif angelologi (doktrin tentang malaikat), demonologi (doktrin tentang setan) dan doktrin mengenai kiamat dan bencana alam.
Agama asli orang-orang persia adalah suatu kultus yang sederhana sekali, yang berhubungan dengan kehidupan penggembalaan pertanian. Akan tetapi kemudian seorang persia yang bernama Zarathustra mengembangkan suatu agama baru yang disebut Zoroastrianisme. Zoroastrianisme merupakan kepercayaan yang menyembah kepada Ahura Mazda atau "Tuhan yang bijaksana". Di dalam ajaran Zoroastrianisme, hanya ada satu Tuhan yang universal dan Maha Kuasa, yaitu Ahura Mazda. Ia dianggap sebagai Sang Maha Pencipta, segala puja dan sembah ditujukan hanya kepadanya.
Pengakuan ini adalah bentuk penegasan bahwa hanya Ahura Mazda yang harus disembah. Zarathustra menunjukkan pemikirannya tentang perbaikan tujuan arah negara yang beragama. Dia mengatakan, “Sesungguhnya cahaya Allah menjelma dalam setiap sesuatu yang berkilau dan menyala di alam dunia. Dia memerintahkan menghadap matahari dan api waktu beribadah, karena cahaya merupakan perlambang Tuhan. Ia mengajarkan untuk tidak mengotori empat unsur, yaitu: api, udara, debu dan air. Kemudian setelah itu datanglah para pendeta yang mengajak pengikut Zarathustra untuk mengikutui syariat yang bermacam-macam.
Mereka mengharamkan menggunakan sesuatu yang ada hubungannya dengan api,mencukupkan diri dengan segala perbuatan mereka hanya dengan pertanian dan perdagangan. Dari ritual penyembahan api ini, kemudian dijadikanlah api sebagai kiblat ritual ibadah dari berbagai tingkat golongan untuk menyembahnya. Selanjutnya, mereka menjadi para penyembah api dengan makna sebenarnya. Mereka membangun biara dan klenteng-klenteng, menentang setiap keyakinan dan agama selain menyembah api. Menurut penganut Zoroaster, Ahura Mazda adalah esensi murni yang suci dari segala bentuk materi, yang tidak dapat dilihat oleh pandangan mata dan tidak dapat ditangkap kedzatannya oleh akal manusia. Banyak dari manusia yang tidak mampu mengimani dzat dengan sifat seperti ini. Sehingga Zoroastrianisme membuat rumusan tentang hakikat ketuhanan Ahura Mazda dengan rumus.
Konsep mengenai Etika Hidup
Dalam pandangannya mengenai etika hidup yang ideal, ada tiga hal utama yang ditekankan dalam Zoroastrianisme yaitu pikiran yang baik, perkataan yang baik dan perbuatan yang baik. Zoroastrianisme memberikan kebebasan bagi setiap penganutnya untuk memilih hidup yang baik atau jahat bagi dirinya sendiri. Menurut mereka dunia yang akan datang akan mengalami pembaruan. Pembaruan dunia ini tidak dapat dapat dikerjakan oleh satu orang saja tetapi membutuhkan keterlibatan banyak orang. Oleh karena itu, Zoroastrianisme sangat menekankan tanggung jawab moral dari masing-masing orang untuk melakukan kebaikan. Dosa bagi penganut Zoroastrianisme adalah penolakan untuk bersekutu dengan aspek kebaikan dari Ahura Mazda. Mereka meyakini bahwa tidak ada yang ditakdirkan atau dikodratkan sebelumnya. Apa yang dilakukan, dikatakan dan dipikirkan selama hidup akan menentukan apa yang akan terjadi setelah meninggal. Mereka pun menolak konsep pertapaan karena mereka memahami bahwa dunia itu baik. Tidak ada ruang untuk penyangkalan diri dan bertapa karena menolak dunia berarti menolak ciptaan dan menolak ciptaan berarti menolak Sang Pencipta.
B. Budaya masyarakat Persia
1. Bahasa Persia
Bahasa Persia adalah salah satu bahasa yang tertua di dunia yang masih digunakan hingga hari ini lebih tua dari bahasa Sanskerta. Bahasa Persia turut terkenal karena tradisi sastranya dan sastrawan-sastrawannya yang terkenal dan berbakat. Antaranya ialah Hafez,Ferdowsi, Khayyam, Attar, Saadi, Nezami, Roudaki dan juga Rumi. Bahasa ini tergolong dalam keluarga bahasa Indo-Eropa dan merupakan bahasa resmi di Iran, Tajikistan dan Afganistan.Bahasa Persia turut memengaruhi bahasa Indonesia dari segi nama yang merupakan nama tempat Persia purba, seperti Johansyah (Johan Shah) dan Firmansyah. Selain itu beberapa kosakata Persia lain turut diserap seperti arak, bait, bandar,menara, anggur, ratna (rakna), jahanam, topan (taufan), waswas, dll.
2. Penulisan Bahasa Persia
Sebelum masuknya Islam, masyarakat Persia menggunakan dua versi huruf di masa Pahlavi, yakni huruf yang dimodifikasi dari Bahasa Aram, dan versi satunya merupakan huruf asli setempat yang disebut 'Dindapirak' atau dalam bahasa Persia Modern disebut 'Din dabireh' (huruf suci).Bahasa Persia modern menggunakan huruf Arab dengan tambahan 4 huruf untuk menuliskan 'zh', 'ch', 'p', dan 'g'.
3. IPTEK
Kincir angin Persia kuno merupakan salah satu kincir angin tertua yang pernah dibuat oleh manusia. Kincir angin ini dibuat oleh peradaban Persia sekitar 3000 tahun yang lalu. Kincir angin ini digunakan untuk menggiling gandum dan memompa air. Tanaman alang - alang diikat menjadi satu sehingga terbentuk bantalan yang diletakkan di sumbu pusat. Kincir angin ini dibuat dengan hati - hati, karena hampir setiap bagian dibuat dengan tangan. Walaupun mekanismenya sederhana, tetapi kincir angin ini telah dikenal oleh seluruh peradaban lainnya pada masa itu, dan beberapa negara masih menggunakan mekanisme seperti ini hingga di era modern ini. Bisa dibilang, kincir angin kuno ini merupakan cikal bakal kincir angin modern yang digunakan sebagai pembangkit listrik tenaga angin.
Menara angin atau wind tower ini digunakan oleh masyarakat Persia untuk sistem ventilasi udara di rumah - rumah mereka. Sistem ventilasi mereka jauh lebih rumit dari sistem ventilasi yang ada di rumah kita. Sistem ventilasi yang mereka kembangkan sejak 2.000 tahun yang lalu ini mungkin hanya bisa disaingi oleh sistem ventilasi dengan teknologi modern. Prinsipnya adalah dengan menggunakan kombinasi perbedaan tekanan udara, dan penyesuaian iklim lingkungan di daerah Persia.
menarik sekali untuk dibaca
BalasHapuspt bounche indonesia