Sejarah Yunani Kuno

Yunani Kuno adalah peradaban dalam sejarah Yunani yang dimulai dari periode Yunani Arkais pada abad ke-8 sampai ke-6 SM, hingga berahirnya Zaman Kuno dan dimulainya Abad Pertengahan Awal.

Sejarah Mesir Kuno

Benua Afrika yang begitu luas, ternyata sudah nampak mengenal suatu peradaban maju sejak ribuan tahun yang lalu.

Sejarah Persia

Sejarah Persia telah dimulai dari 5000 tahun yang lalu. Persia berada pada persilangan yang strategis di daerah Timur Tengah, Asia Barat Daya.

Asia Tenggara

Selama Perang Dunia Kedua istilah Asia Tenggara digunakan untuk menggambarkan wilayah di seputar kawasan Indo-china dan semenanjung Malaya serta kepulauan- kepulauan yang ada di sekitarnya.

Mesopotamia

Mesopotamia ( dari bahasa Yunani Kuno ): Μεσοποταμία: tanah di antara sungai-sungai : بلاد الرافدين (bilād al-rāfidayn); bahasa Suryani: ܒܝܬ ܢܗܪܝܢ (Beth Nahrain): "tanah dari sungai-sungai" terletak di antara dua sungai besar, Eufrat dan Tigris.


counters

Rabu, 14 Mei 2014

Sejarah Yunani Kuno







Yunani Kuno



Parthenon, kuil dipersembahkan untuk dewi Athena, terletak di Akropolis di kota Athena, adalah salah satu lambang keunggulan budaya dan peradaban Yunani kuno.

Yunani Kuno adalah peradaban dalam sejarah Yunani yang dimulai dari periode Yunani Arkais pada abad ke-8 sampai ke-6 SM, hingga berahirnya Zaman Kuno dan dimulainya Abad Pertengahan Awal. Peradaban ini mencapai puncaknya pada periode Yunani Klasik, yang mulai berkembang pada abad ke-5 sampai ke-4 SM. Pada periode klasik ini Yunani dipimpin oleh negara-kota Athena dan berhasil menghalau serangan Kekaisaran Persia. Masa keemasan Athena berakhir dengan takluknya Athena kepada Sparta dalam Perang Peloponnesos pada tahun 404 SM. Seiring penaklukan oleh Aleksander Agung, kebudayaan Yunani, yang dikenal sebagai peradaban Hellenistik, berkembang mulai dari Asia Tengah sampai ujung barat Laut Tengah.

Istilah "Yunani Kuno" diterapkan pada wilayah yang menggunakan bahasa Yunani pada Zaman Kuno. Wilayahnya tidak hanya terbatas pada semenanjung Yunani modern, tapi juga termasuk wilayah lain yang didiami orang-orang Yunani, di antaranya Siprus dan Kepulauan Aigea, pesisir Anatolia (saat itu disebut Ionia), Sisilia dan bagian selatan Italia (dikenal sebagai Yunani Besar), serta pemukiman Yunani lain yang tersebar sepanjang pantai Kolkhis, Illyria, Thrakia, Mesir, Kyrenaika, Galia selatan, Semenanjung Iberia timur dan timur laut, Iberia, dan Taurika.

Oleh sebagian besar sejarawan, peradaban ini dianggap merupakan peletak dasar bagi Peradaban Barat. Budaya Yunani memberi pengaruh kuat bagi Kekaisaran Romawi, yang selanjutnya meneruskan versinya ke bagian lain Eropa. Peradaban Yunani Kuno juga sangat berpengaruh pada bahasa, politik, sistem pendidikan, filsafat, ilmu, dan seni, mendorong Renaisans di Eropa Barat, dan bangkit kembali pada masa kebangkitan Neo-Klasik pada abad ke-18 dan ke-19 di Eropa dan Amerika.

Kronologi

Tidak ada kesepakatan yang tetap dan universal mengenai waktu awal dan akhir masa Antikuitas Klasik. Biasanya dimulai sejak abad ke-8 SM sampai abad ke-6 M, atau sekitar 1300 tahun.

Antikuitas Klasik di Yunani didahului oleh Zaman Kegelapan Yunani (1100 - 750 SM), yang secara arkeologis dicirikan dengan gaya tembikar protogeometris dan geometris, yang dilanjutkan oleh Periode Oriental, yaitu pengaruh yang kuat terhadap Yunani dari budaya Suriah-Hittit, Asiria, Punisia dan Mesir.

Secara tradisional, periode Arkais di Yunani kuno dimulai dari kuatnya pengaruh Oriental pada abad ke-8 SM, yang merupakan salah satu faktor yang menjadikan Yunani memiliki huruf alfabet sendiri. Dengan alfabet, muncullah karya tulis Yunani kuno, yang paling terkenal adalah buatan Homeros dan Hesiodos. Setelah periode Arkais, dimulailah periode Klasik sekitar 500 SM, yang pada gilirannya dilanjutkan oleh periode Hellenistik setelah kematian Aleksander Agung pada 323 SM.

Sejarah Yunani pada Antikuitas Klasik dapat dibagi menjadi beberapa periode berikut:[5]
Periode Arkais (750 - 500 SM) adalah ketika para seniman mmebuat patung berdiri dalam pose yang kaku dan keramat dengan 'senyum arkais'. Periode Arkais biasanya disebut bekahir dengan penggulingan kekuasaan tiran Athena yang terakhir pada 510 SM.
Periode Klasik (500 - 323 SM) dicirikan dengan gaya yang oleh para pengamat berikutnya disebut sebagai contoh, atau klasik, misalnya Parthenon. Dalam politik, periode Klasik didominasi oleh Athena dan Liga Delos pada abad ke-5 SM, yang digantikan oleh Hegemoni Sparta pada awal abad ke-4 SM, sebelum kekuasaan beralih pada Thebes dan Liga Boiotia dan akhirnya pada Liga Korinthos yang dipimpin oleh Makedonia.
Periode Hellenistik (323-146 SM) adalah ketika budaya dan kekuasaan Yunani menyebar sampai ke Timur Dekat dan Timur Tengah. Periode ini dimulai setelah kematian Aleksander Agung dan berakhir dengan penaklukan Yunani oleh Romawi.
Yunani Romawi adalah periode yang berlangsung sejak Romawi menaklukan Korinthos dalam Pertempuran Korinthos pada 146 SM sampai didirikannya Bizantium oleh kaisar Konstantinus sebagai ibukota Kekaisaran Romawi pada 330 SM.
Fase akhir Antikuitas adalah periode Kristenisasi dari akhir abad ke-4 M sampai abad ke-6 M, biasanya disebut berakhir setelah ditutupnya Akademi Neoplatonik oleh kaisar Yustinianus I pada 529 M.

Historiografi

Periode bersejarah di Yunani kuno adalah unik dalam sejarah dunia karena merupakan periode pertama yang dibuktikan dengan adanya historiografi yang layak, sedangkan protosejarah dan sejarah kuno yang lebih awal lebih banyak diketahui melalui bukti situasional, misalnya annal, atau daftar raja, dan epigrafu pragmatis.

Herodotos dikenal secara luas sebagai "bapak sejarah", judul karyanya, Historia, menjadi asal kata untuk history. Karya Herodotos ditulis antara 450 SM sampai 420 SM dan cakupannya mencapai satu abad ke belakang, membahas tokoh-tokoh bersejarah dari abad ke-6 seperti Darius I dari Persia, Kambises II dan Psamtik III, serta menyinggung beberapa tokoh dari abad ke-8 semisal Kandaules.

Herodotos dilanjutkan oleh para penulis semacam Thukydides, Xenophon, Demosthenes, Plato dan Aristoteles. Sebagian besar dari ara penulis ini adalah orang Athena atau pro-Athena, sehingga sejarah dan politik kota Athena lebih banyak diketahui dariapada kota-kota lainnya. Cakupan mereka terbatas pada sejarah diplomasi, milier, dan politik, dan mengabaikan sejarah ekonomi dan sosial.[6]

Sejarah

Yunani Arkais
Guci Dipylon dari periode Geometris akhir, permulaan periode Arkais, sekitar 750 SM.

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Yunani Arkais

Periode Arkais dimpulai pada abad ke-8 SM, ketika Yunani mulai bangkit dari Zaman Kegelapan yang ditandai dengan keruntuhan peradaban Mykenai. Peradaban baca-tulis telah musnah dan aksara Mykenai telah dilupakan, akan tetapi bangsa Yunani mengadopsi alfabet Punisia, memodifikasinya dan menciptakan alfabet Yunani. Sekitar abad ke-9 SM catatan tertulis mulai muncul. Yunani saat itu terbagi-bagi menjadi banyak komunitas kecil yang berdaulat, terbentuk sesuai pola geografis Yunani, dimana setiap pulau, lembah, dan dataran terpisah satu sama lain oleh laut atau pengunungan.

Perang Lelantin (710–650 SM) adalah konflik yang berlangung pada masa ini dan merupakan perang tertua yang berhasil terdokumentasikan dari masa Yunani kuno. Konflik ini adalah pertikaian antara Polis (negara kota) Khalkis dan Eretria dalam memperebutkan tanah Lelantina yang subur di Euboia. Kedua kota itu menderita kemunduran akibat lamanya perang, meskipun Khalkis menjadi pemenangnya.

Kaum saudagar berkembang pada paruh pertama abad ke-7 SM, ditunjukkan dengan diperkenalkannya mata uang koin sekitar 680 SM. Hal ini nampaknya menimbulkan ketegangan pada banyak negara kota. Rezim kaum aristokrat yang secara umum memerintah polis kini terancam oleh para saudagar kaya, yang pada gilirannya menginginkan juga kekuasaan politik. Sejak tahun 650 SM, para aristikrat harus berusaha supaya tidak digulingkan dan digantikan oleh tiran populis. Kata ini berasal dari kata Yunani non-peyoratif, τύραννος "("tyrannos"), bermakna 'penguasa tidak sah', meskipun gelar ini berlaku baik untuk pemimpin yang bagus maupun yang buruk.

Populasi yang bertambah dan kurangnya lahan nampaknya telah memicu perselisihan internal antara kaum kaya dan kaum miskin di banyak negara kota. Di Sparta, Perang Messenia terjadi dan akibatnya Messenia ditaklukan dan penduduknya dijadikan budak. Perang ini dimulai pada paruh kedua abad ke-8 SM, dan merupakan suatu tindakan tanpa pendahulu di Yunani kuno. Praktik ini memungkinkan terjadinya revolusi sosial Penduduk yang diperbudak, yang kemudian disebut helot, dipaksa untuk bertani dan bekerja untuk rakyat Sparta, sementara semua lelaki Sparta menjadi prajurit dan masuk ke dalam Pasukan Sparta. Ini telah menjadikan Sparta sebagai negara yang termiliterisasi secara permanen. Bahkan orang kaya juga harus hidup dan berlatih sebagai prajurit seperti halnya kaum miskin. Penyetaraan ini bertujuan mengurangi potensi terjadinya konflik sosial antara kaum kaya dan kaum miskin. Reformasi ini disebut-sebut dilakukan oleh Lykurgos dari Sparta dan kemungkinan selesai pada 650 SM.

Athena menderita krisis tanah dan pertanian pada akhir abad ke-7 SM dan lagi-lagi mengalami perang saudara. arkhon (hakim kepala) Drako membuat beberapa perubahan terhadap kode hukum pada 621 SM, tapi tindakan ini gagal meredakan konflik. Pada akhirnya reformasi terjadi berkat Solon (594 SM), yang memperbanyak tanah untuk orang miskin tapi menempatkan kaum aristokrat sebagai pemegang kekuasaan. Reformasi ini cukup membuat Athena stabil.

Pada abad ke-6 SM beberapa negara kota telah tumbuh menjadi kekuatan dominan Yunani, antara lain Athena, Sparta, Korinthos, dan Thebes. Masing-masing menaklukkan wilayah pedesaan dan kota kecil sekitarnya. Sementara Athena dan Korinthos juga menjadi kekuatan maritim dan perdagangan terkemuka.

Pertumbuhan penduduk yang pesat pada abad ke-8 dan ke-7 SM telah mengakibatkan perpindahan penduduk Yunani ke koloni-koloninya di Yunani Besar (Italia selatan dan Sisilia), Asia Minor dan wilayah lainnya. Emigrasi ini berakhir pada abad ke-6 yang pada saat itu dunia Yunani, secara budaya dan bahasa, mencakup kawasan yang jauh lebih luas dari negara Yunani sekarang. Koloni Yunani ini tidak diperintah oleh kota pembangunnya, meskipun mereka tetap menjalin hubungan keagamaan dan perdagangan.

Pada periode ini, perkembangan yang pesat dalam bidang ekonomi terjadi di Yunani dan juga di daerah-daerah koloninya, yang menikmati kemajuan dalam perdagangan dan manufaktur. Periode ini juga ditandai dengan meningkatnya standar hidup di Yunani dan koloninya. Beberapa studi memperkirakan bahwa rata-rata ukuran rumah tangga Yunani, pada periode 800 SM sampai 300 SM, meningkat sampai lima kali lipat, yang mengindikasikan adanya peningkatan tajam dalam hal pendapatan para penduduknya.

Pada paruh kedua abad ke-6 SM, Athena jatuh dalam cengkeraman tirani Peisistratos dan putranya; Hippias dan Hipparkhos. Akan tetapi pada tahun 510 SM pada pelantikan aristokrat Athena Keisthenes, raja Sparta Kleomenes I membantu rakyat Athena menggulingkan sang tiran. Setelah itu Sparta dan Athena berulang kali saling serang, pada suatu saat Kleomenes I mengangkat Isagoras yang pro-Sparta menjadi arkhon Athena. Untuk mencegah Athena menjadi negara boneka Sparta, Kleisthenes meminta warga Athena untuk melakukan suatu revolusi politik: bahwa semua warga Athena memiliki hak dan kewajiban politik yang sama tanpa memandang status: dengan demikian Athena menjadi "demokrasi". Gagasan ini disambut oleh warga Athena dengan bersemangat sehingga setelah berhasil menggulingkan Isagoras dan menerapkan reformasi Kleisthenes, Athena dengan mudah berhasil menangkal tiga kali serangan Sparta yang berusaha mengembalikan kekuasaan Isagoras. Bangkitnya demokrasi memulihkan kekuatan Athena dan memicu dimulainya 'masa keemasan' Athena.

Yunani Klasik

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Yunani Klasik
Koin Athena awal, menggambarkan kepala dewi Athena dan burung hantu Athena di sebaliknya - abad ke-5 SM.
Liga Delos ("Kekaisaran Athena"), sebelum Perang Peloponnesos pada 431 SM.

Abad ke-5 SM

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Perang Yunani-Persia dan Perang Peloponnesos

Athena dan Sparta bersekutu untuk menghadapi ancaman asing yang sangat kuat dan berbahaya, Kekaisaran Persia. Setelah menindas Pemberontakan Ionia, Kaisar Darius I dari Persia, Maharaja Kekaisaran Akhemeniyah memutuskan untuk menaklukan Yunani. Serangan Persia pada tahun 490 SM diakhiri dengan kemenangan Athena dalam Pertempuran Marathon dibawah kepemimpina Miltiades Muda.

Xerxes I, putra dan pewaris Darius I, mencoba kembali menaklukan Yunani 10 tahun kemudian. Akan tetapi pasukan Persia yang berjumlah besar menderita banyak korban dalam Pertempuran Thermopylae, dan persekutuan Yunani menang dalam Pertempuran Slamis dan Pertempuran Plataia. Perang Yunani-Persia berlangsung hingga 449 SM, dipimpin oleh Athena serta Liga Delosnya, pada saat ini Makedonia, Thrakia, dan Kepulauan Aigea serta Ionia semua terbebas dari pengaruh Persia.

Posisi dominan kemaharajaan maritim Athena mengancam posisi Sparta dengan Liga Peloponnesos-nya, yang meliputo kota-kota di daratan Yunani. Konflik tak terhindarkan ini berujung pada Perang Peloponnesos (431-404 SM). Meskipun berulang kali berhasil menghambat perang, Athena berulang kali terpukul mundur. Wabah Wabah penyakit yang menimpa Athena pada 430 SM disusul kegagalan ekspedisi militer ke Sisilia sangat melemahkan Athena. Diduga sepertiga warga Athena tewas, termasuk Perikles, pemimpin mereka.

Sparta berhasil memancing pemberontakan para sekutu Athena, dan akhirnya melumpuhkan kekuatan militer Athena. Peristiwa penting terjadi pada 405 SM ketika Sparta berhasil memotong jalur suplai pangan Athena dari Hellespont. Terpaksa menyerang, armada angkatan laut Athena yang pincang dihancurkan oleh pasukan Sparta dibawah pimpinan Lysandros dalam Pertempuran Aigospotami. Pada 404 SM Athena mengajukan permohonan perdamaian, dan Sparta menentukan persyaratannya; Athena harus kehilangan tembok kotanya (termasuk Tembok Panjang), armada lautnya, dan seluruh koloninya di seberang laut.

Abad ke-4 SM

Yunani memasuki abad ke-4 SM dibawah hegemoni Sparta, akan tetapi jelas dari awal bahwa Sparta memiliki kelemahan. Krisis demografi menyebabkan kekuasaan Sparta terlalu meluas sedangkan kemampuannya terbatas untuk mengelolanya. Pada 395 SM Athena, Argos, Thebes, dan Korinthos merasa mampu menantang dominasi Sparta, yang berujung pada Perang Korinthios (395-387 SM). Perang ini berakhir dengan status quo, dengan diselingi intervensi Persia atas nama Sparta.

Hegemoni Sparta berlangsung trus selama 16 tahun setelah peristiwa itu, hingga Sparta berusaha memaksakan kehendanya kepada warga Thebes, Sparta kalah telak dalam Pertempuran Leuktra pada tahun 371 SM. Jenderal Thebes Epaminondas memimpin pasukan Thebes memasuki semenanjung Peloponesos, sehingga banyak negara-kota memutuskan hubungannya dengan Sparta. Pasukan Thebes berhasil memasuki Messenia dan membebaskan rakyatnya.

Kehilangan tanah dan penduduk jajahan, Sparta jatuh menjadi kekuatan kelas dua. Hegemoni Thebes kemudian berdiri meski berusia singkat. Dalam Pertempuran Mantinea pada tahun 362 SM melawan Sparta dan sekutunya, Thebes kehilangan pemimpin pentingnya, Epamonides, meskipun mereka meraih kemenangan. Akibat kekalahan ini, baik Thebes maupun Sparta sama-sama menderita kerugian besar sehingga tak satupun di antara mereka atau sekutunya yang dapat meraih dominasi di Yunani.

Melemahnya berbagai negara-kota di jantung Yunani terjadi bersamaan dengan bangkitnya Makedonia, yang dipimpin oleh Philippos II. Dalam waktu dua puluh tahun, Philipos berhasil mempersatukan kerajaannya, memperluasnya ke utara dengan memojokkan suku-suku Illyria, dan kemudian menaklukkan Thessalia dan Thrakia. Kesuksesannya terjadi berkat inovasinya, yang mereformasi pasukan Makedonia. Berulang kali Philippos campur tangan dalam urusan politik negara-kota di selatan, yang berujung pada invasinya pada tahun 338 SM.

Setelah mengalahkan gabungan tentara Athena dan Thebes secara telak dalam Pertempuran Khaironeia pada tahun 338 SM, Philippos secara de facto menjadi hegemon seluruh Yunan, kecuali Sparta. Ia memaksa mayoritas negara-kota Yunani untuk bergabung ke dalam Liga Korinthos dan bersekutu dengannya, serta mencegah mereka saling menyerang. Philiposp memulai serangan terhadap Kekaisaran Akhemeniyah, akan tetapi ia dibunuh oleh Pausanias dari Orestis pada awal konflik.

Aleksander Agung, putra dan pewaris Philippos, melanjutkan perang. Aleksander mengalahkan Darius III dari Persia dan menghancurkan Kekaisaran Akhemeniyah sepenuhnya, serta memasukkannya ke dalam Kekaisaran Makedonia. Karena kehebatannya, ia memperoleh gelar 'Agung'. Kerika Aleksander wafat pada 323 SM, kekuasaan dan pengaruh Yunani berada pada puncaknya. Terjadi perubahan politik, sosial dan budaya yang mendasar; semakin menjauh dari polis (negara-kota) dan lebih bekembang menjadi kebudayaan Hellenistik.

Yunani Hellenistik

Periode Hellenistik bermula pada 323 SM, ditandai dengan berakhirnya penaklukan Aleksander Agung, dan diakhiri dengan penaklukan Yunani oleh Republik Romawi pada 146 SM. Meskipun demikian berdirinya kekuasaan Romawi tidak memutuskan kesinambungan sistem sosial kemasyarakatan dan budaya Yunani, yang tetap tidak berubah hingga bangkitnya agama Kristen, yang menandai runtuhnya kemerdekaan politik Yunani

Sejarah Mesir Kuno







Sejarah Mesir Kuno

Benua Afrika yang begitu luas, ternyata sudah nampak mengenal suatu peradaban maju sejak ribuan tahun yang lalu. Peradaban tertua yang dikenal sebagai peradaban Mesir Kuno itu patutlah dimasukan sebagai salah satu dari tujuh keajaiban dunia, disamping Tembok Raksasa Cina, Candi Borobudur di Indonesia, Kebudayaan Citizen-Itza di Amerika, Colouseum di Roma, Menara Piza di Itali, serta kebudayaan Mesopotamia di lembah sungai Trigis dan Eufrat. Betapa tidak ! Berdasarkan temuan-temuan yang amat banyak dan bernilai, peradaban Mesir tersebut sudah mencapai tingkat yang sangat maju dibandingkan dangan peradaban yang ada di wilayah-wilayah lain di dunia. Pengatahuan kita mengenai suasana peradaban masa itu yang agung menjadi suatu hal yang patut kita miliki, demi memahami sejarah peradaban di dunia.
Dengan seringnya bencana banjir yang di timbulkan Sungai Nil, ternyata membawa hikmah bagi penduduk Mesir sepanjang tepian sungai tersebut. Mereka belajar dari pengetahuan pahitnya dan dengan penuh kreasi serta kepiawaian yang tinggi membangun lingkungan hidupnya menjadi suatu peradaban yang menakjubkan. Hal tersebut menggugah penelitian masa kini untuk terus berusaha menyingkap misteri peninggalan-peninggalan karya agung zaman Mesir Kuno. (Achadiati S,1988:3)
Mesir adalah negeri dengan kondisi geografi yang keras terletak di Timurlaut Afrika, negeri ini sebagian besarnya di penuhi dengan gurun pasir tandus yang terbentang ratusan mil dari segala penjuru. Hampir semua orang Mesir Kuno tinggal di lembah Sungai Nil. Dari dataran tinggi Ethiophia di Selatan, Sungai Nil mengalir menuju laut Mediterania di Utara. Di lembah inilah terbentang tanah subur yang diairi Sungai Nil, dan dimana orang-orang Mesir Kuno membangun peradaban besar pertama di dunia. (Don Narto,2011:v-vi)
Maka, potensi sosial, budaya, ekonomi dan agama di Mesir Kuno sebagai salah satu peradaban besar di bumi dirasa penting untuk dipaparkan. Betapa panjang dan sulit lika-liku yang dihadapi manusia khususnya Mesir Kuno guna mencapai kejayaan di segala bidang budaya.
KEHIDUPAN MASYARAKAT DAN KELUARGA ORANG ORANG MESIR
Pada umumnya bangsa mesir bermatapencaharian sebagai petani. Hasil pertanian mereka adalah Gandum dan padi-padian untuk roti dan bir , dan rami untuk membuat kain. Selain itu mereka juga memelihara hewan ternak dan hewan pengangkut beban seperti unta. Mereka memberikan sebagian hasil panen tahunan ke kuil setempat sebagai pajak. Pendidikan hanya diberikan kepada laki-laki
Seperti yang lazim berlaku dalam kehidupan keluarga, maka orang Mesir juga mengutamakan monogami. Tetapi poligami juga diperkenankan Orang Mesir mengikuti tradisi keturunan menurut garis ibu (matrilineal), sehingga kadang-kadang anak perepuan tertua mewarisi semua gelar keluarga yang dimilikinya. Kedudukan wanita sangat baik, bahkan dalam bidang perdagangan Negara berada ditangan wanita.
Standar hidup bagi setiap kelompok masyarakat di Mesir berbeda-beda. Raja dan pendeta (termasuk para bangsawan) tinggal ditempat tempat yang megah. Rumah mereka terbuat dari batu bata yang dikeringkan. Juga dilengkapi dengan perabotan rumah yang mewah, kebun-kebun yang indah, dan kolam renag serta makanan yang lezat.
Sebagian besar waktu orang Mesir dari golongan bangsawan dihabiskan untuk berolahraga, bermain music, menari dan berlayar. Khusus kaum pria berburu dan memancing tidak ketinggalan. Selain itu mereka juga sangat rajin dalam membaca dan menulis. Banyak di antara mereka mempunyai koleksi buku-buku pedoman upacara agama dalam perpustakaan.
Kehidupan para bangsawan tidak lepas dari pengabdian terhadap raja. Mereka kerap kali memimpin ekspedisi militer dan mengawasi pembangunan Negara. Secara rutin mereka mempelajari tata Negara dan terjun dalam kegiatan masyarakat. Golongan lain dalam masyarakat terdiri dari tentara, juru tulis, tukang, petani dan budak.
Dalam Zaman Kerajaan Baru kedudukan tentara sangatlah penting, sebagaimana ketika berperang melawan bangsa Hiksos, Rakyat Mesir menghormati kedudukan tentara yang dapat dipakai pula sebagai jenjang untuk meraih status yang lebih tinggi dalam tata pemerintahan. Namun begitu rakyat Mesir enggan menjadi tentara, karena kehidupan yang cukup makmur dalam masyarakat. Mereka lebih senang menyewa tentara bayaran untuk mempertahankan Negara mereka. Sudah barang tentu ini tidak menguntungkan bagi Negara karena suatu penghianatan sewaktu waktu dapat terjadi.
Setiap orang mempunyai kesempatan menjadi juru tulis. Pendidikan seorang juru tulis sangat berat dan sulit. Seorang calon juru tulis ditempatkan didalam kuil, sekolah istana dan sekolah sekolah kampung. Pengajaran yang diberikan adalah menyalin kutipan secara berulang kali, baik berupa karya kesusasteraan klasik maupun surat-surat dan daftar nama barang-barang. Pelajaran yang lain adalah geografi, bahasa asing, ilmu hitung dan sejarah. Lulusan sekolah juru tulis dibutuhkan oleh masyarakat sehingga tamatannya menempati kedudukan yang penting didalam masyarakat tanpa melihat keturunan.
Kaum tukang terdiri dari para ahli dan seniman sejati. Keadaan hidupnya jauh lebih baik daripada golongan para petani. Para tukang rapat hubungannya dengan golongan tingkat atas, seperti Firaun, bangsawan dan pemimpin tentara, karena itu pekerjaan para tukang tergantung pada mereka. Pembuatan istana, makam dan bendungan banyak menyerap tenaga tukang terutama dalam menata keindahan bentuk bangunan. Dan juga mereka sudah pandai membuat meubel, gelas, keramik, sudah mengenal pakaian sutera. Sedangkan untuk pekerjaan kasar yang mengerjakan ada tenaga tersendiri. Dalam bidang pertukangan lebbih banyak mengarah kepada seni. Penggunaan logam sudah agak meluas, misalnya emas dan perak untuk mahkota dan perhiasan lainnya.
Sebagian besar petani Mesir adalah petani penyewa dan penggarap. Pemilikan tanah sepenuhnya berada ditangan raja, dan kaum bangsawan. Tanah kuil menjadi milik para pendeta. Ketergantungan petani terhadap tuannya sangat besar sehingga mereka tidak memperdulikan pembagian hasil panen yang tak adil. Sikap pasrah terhadap keadaan tercermin dalam kehidupan petani sehari hari. Rumah mereka hanya berupa pondok yang kecil dan makanannya sederhana sekali, seperti roti, gandum dan sayur sayuran.
Setiap kerajaan kuno tidak dapat dipisahkan dari perbudakan. Peperangan atau penaklukan suatu wilayah akan menyebabkan banyaknya budak sebagai pampasan perang. Di Mesir juga demikian, para budak jumlahnya sangat meningkat pada Zaman Kerajaan Baru. Mereka diperkerjakan ditambang-tambang, sebagai pelayan-pelayan kerajaan atau pelayan para bangsawan.
PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN MESIR
Pertanian di Mesir sangat penting. Tanaman penghasil yang banyak dijumpai adalah gandum, jelai dan sorgum. Untuk memenuhi kebutuhan lemak maka kacang-kacangan merupakan tanaman yang pokok. Tanaman tersebut ditanam dikebun-kebun yang juga ditanami tumbuhan tumpang sari, seperti bawang, tumbuhan penyedap makanan dan buah-buahan. Apel dan anggur juga ditanam untuk memenuhi kebutuhan kaum bangsawan. Peternakan sudah dikenal, seperti peternakan lebah untuk diambil sebagai pemanis karena gula belum dikenal. Dalam bidang peternakan yang paling istimewa adalah peternakan ungags karena ditempat-tempat lain belum dijumpai hal semacam itu. Peternakan itu menunjang pertanian. Sistem irigasi sangat berkembang dengan baik. Untuk menyuburkan tanaman maka para petani menggunakn pupuk kotoran hewan dan debu fosfat.
Orang-orang Mesir tidak begitu tertarik pada perdagangan, tidak seprti orang-orang Babilonia. Pengaturan dagang orang-orang Mesir berbeda. Kerajaan memonopoli perdagangan ekspor dan impor. Raja juga memerintah diadakannya ekspedisi ke tempat-tempat tertentu seperti ke Sinai, Funisia dan Sudan. Ekspedisi tersebut kembali ke Mesir dengan membawa barang-barang. Pembayaran dilakukan dengan emas jika terjadi perdagangan antar negara dalam jumlah yang besar. Jika jumlahnya kecil mereka menggunakan cara barter.
TATANAN ILMU PENGETAHUAN
ASTRONOMI DAN MATEMATIKA
Dalam bidang ilmu pengetahuan, orang Mesir lebih menyukai praktek daripada teori-teori. Ilmu astronomi biasanya, dipergunakn untuk menentukan hari-hari penting bagi kegiatan keagamaan. Matematika dan geometri berasal dari kepentingan mengukur tanah. Sarjana-sarjana Mesir mempunyai kepandaian yang luar biasa dalam geometri, tetapi mereka tidak membukukan hasil-hasil pemikirannya. Pada ilmu hitung atau Aritmatika orang Mesir telah mengenal empat dasar hitungan, yaitu penambahan, pengurangan, perkalian dan pembagian. Tetapi bilangan pecahan masih belum dipraktekkan dalam hitungan karena proses menghitungnya masih rumit. Aljabar sudah dipergunakan walaupun masih sederhana, seperti di Babilonia.
KEDOKTERAN DAN PENGOBATAN
Dalam bidang kedokteran cara pengobatan masih berbaur dengan ilmu sihir. Penyakit menurut kepercayaan Mesir disebabkan oleh dosa, karena itu yang dipanggil terlebih dahulu untuk mengatasi penyakit adalah tukang sihir dan pendeta. Jika tidak dapat diatasi barulah tabib dihubungi. Akhirnya kedua profesi itu menjadi satu, tabib merangkap sebagai pendeta atau tukang sihir.Walaupun demikian sudah digunakan akal atau pikiran dan obat pun telah dikenal.
Himpunan pengetahuan ada juga yang ditulis dalam papyrus sebagai buku pedoman untuk dipraktekkan dan diajarkan dikuil. Diantara karya-karya tersebut yang masih tersimpan adalah buku pelajaran tentang pengobatan untuk mengatasi cedera. Buku itu ditemukan oleh Edwin Smith sorang ahli sejarah Mesir berkebangsaan Amerika. Selain itu juga ditemukan relief-relief papyrus yang merupakan pegangan belajar bagi dokter umum. Ditemukan oleh Ebers sebuah buku yang isinya tentang pembedahan, anatomi tubuh, kedokteran dan uraian tentang farmasi.
KARYA SENI
PUNCAK KEJAYAAN SENI ARSITEKTUR MESIR
Ketika dinasti ke-12 memerintah maka suatu pembaharuan penting dilaksanakan, yaitu pembukaan tanah-tanah baru didarah Faiyum dan membangun irigasi di Delta, ibukota yang baru. Kemudian disebelah barat (sekarang disebut Faiyum). Lalu melalui sebuah jurang, lembah tersebut dihubungkan dengan lembah Sungai Nil. Jika Sungai Nil banjir, lembah-lembah itu akan dipenuhi oleh air. Jika banjir mereda maka air-air itu akan kembali ke sungai dengan meninggalkan lumpur di daerah Faiyum. Tanah ini dipergunakan untuk pertanian. Amenhotep III membangun sebuah dam, dan pintu air dijurang yang memungkinkan air dapat diperoleh secara teratur. Di Faiyum tambak atau pematang-pematang dibuat dan diperbaiki mencapai luas 2700 are diatas tanah-tanah yang subur. Kemudian pada masa Yunani, pusat air di Faiyum dikenal dengan nam Danau Moeris.
Pada Zaman Kerajaan Baru, bentuk kuil-kuil cenderung tidak berubah. Walaupun para Firaun kerap kali merusak karya kuil yang lama untuk digantikan yang baru, tetapi ada juga yang memberi tambahan bangunan meskipun kelihatannya kurang harmonis. Sebelum dibangun kuil maka pertama kali dibuat tugu, relief, dan inskripsi dari huruf hieroglyph untuk memperingati raja yang membangun. Biasanya tugu-tugu itu terletak didepan kuil. Tata ruang kuil terdiri dari sebuah biara, tempat suci dewa, upacara keagamaan dan penyimpanan perlengkapan kuil. Ting-tiang kuil dilapisi dengan pohon papyrus. Pintu gerbang, tiang-tiang, tembok dan langit-langit dipenuhi dengan lukisan-lukisan dan pahatan yang menggambarkan raja sedang mengalahkan musuh-musuh atau sedang memimpin peperangan. Ada juga lukisan tentang pemujaan terhadap dewa-dewa. Langit kuil dicat dengan warna biru berkilauan seakan-akan menggambarkan bintang-bintang yang bertaburan di langit. Tembok berwarna hitam, merah, biru atau kuning.
Bangunan kuil semacam itu terdapat di Karnak, dipinggir timur Sungai Nil, sebelah utara Thebes. Kuil ini merupakan bangunan yangdidirikan secara berkesinambungan mulai dari dinasti Thutmoose I dari wangsa ke-19 sampai Firaun Amenhotep III. Kuil ini paling besar dan luas.
SENI LUKIS DAN SENI PAHAT
Berkembangnya kedua bidang seni ini selalu mengikuti keadaan politik. Dalam seni membuat patung, pada masa permulaan Kerajaan Pertengahan menunjukkan ketika imam dan gubernur propinsi (nome) membatasi kekuasaan Firaun. Dengan demikian Firaun semakin tampak sebagai dewa yang juga nampak sebagai manusia. Seniman melukis Firaun dengan sikap dan wajah angkuh. Sedangkan pada Zaman Kerajaan Pertengahan, penampilan dan perwajahan Firaun menggambarkan sikap tegang dan letih., seolah-olah menanggung bebab betapa beratnya tugas pemerintahan.
Pada Zaman Kerajaan Baru, terutama ketika Amenhotep III, tingkat seni Mesir mencapai puncaknya. Seni arsitektur Mesir mencapai mutu yang tertinggi dengan bentuk bangunan yang berukuran besar dan keindahan yang sangat tinggi.seni pahat dan seni lukis saling berpacu dengan seni bangunan. Pahatan dan lukisan menggambarkan kehidupan pesta-pesta atau pertunjukan pada zaman itu. Tetapi ada pula lukisan yang memperlihatkan kekejaman.
Patung-patung Firaun umumnya berukuran raksasa dengan ketinggian 70-90 kaki. Ciri seperti ini dihasilkan selam Kerajaan Baru. Penampilan patung biasanya mencerminkan ketegaran, dan wajah digambarkan seakan-akan tidak pedulidan tidak mengekspresikan emosi. Bentuk anatomi patung sering diubah-ubah, misalnya menambah panjang paha, mengutamakan bahu yang berbentuk empat persegi panjang atau membuat jari-jari tangan yang panjangnya sama. Contoh yang terkenal dari seni pahat non naturalistic adalah Spinx, yang memperlihatkan kepala Firaun dengan tubuh singa. Mungkin maksudnya agar Firaun memiliki kekuatan dan keperkasaan seperti singa.
Kebiasaan membuat makam Firaun dan bangsawan disepanjang lembah tetap diteruskan. Para ahli sejarah mengetahuinya dari lukisan atau dari relief-relief yang ditemukan di tempat berdoa di makam-makam tersebut. Para seniman telah dibatasi dengan ketentuan-ketentuan dalam karyanya. Tetapi ada kalanya ketentuan itu tidak diikuti dengan ketat. Para seniman ada juga membuat karya berlandasan semangat yang yang bernada humor satire. Lukisan yang memperlihatkan budak-budak Asiatik dan Nubia dengan para pangeran yang begitu terhormat merupakan sebuah petunjuk bagi sarjana-sarjana modern tentang keadaan rasial yang rumit di masyarakat Mesir. Seniman Mesir memiliki ketrampilan yang sama dengan para kartunis modern. Di dalam makam pendeta tertinggi Pthaah yang terteletak didekat Memphis terdapat relief-relief anak-anak meratapi orang yang mati. Kemudian dilukiskan pula tentang adat istiadat serta tugas-tugas para pejabat. Lukisan-lukisan yang terdapat pada peninggalan Amenhotep memperlihatkan rasa simpati terhadap alam yang sama pula dengan hasil lukisan dari Kerajaan Lama. Pengganti Amenhotep hanya mampu mengembangkan seni lukis. Sesudah kematiannya maka seni menjadi menurun.
SENI SASTRA
Dalam karya sastra Mesir juga dikenal tiga bentuk, yaitu puisi, prosa dan roman. Peradaban Mesir yang panjang tak ketinggalan mampu menyajikan karya-karya kesusteraan yang sangat menarik. Melalui karya itulah para ahli sejarah dapat mengungkapkan kembali bagaimana keadaan Mesir dahulu.
Dua buah puisi yang terkenal yang tercipta pada masa peralihan dan kekacauan adalah Memphite Drama dan Song of The Harpa Players. Keduanya berisi filsafat hidup. Song of The Harpa Players mengungkapkan dunia setelah mati.
Pada Zaman Kerajaan Pertengahan terdapat ramalan Ipuwer, yang meramalkan akan timbulnya kesengsaraan pada masa dinasti ke-12 dan juga meramalkan akan datangnya perdamaian dan kemakmuran yang akan dating. Selain itu juga beberapa prosa, misalnya yang berjudul “Bata” merupakan karya campur aduk antara fantasi dengan mitologi. Isinya mengungkapkan seorang istri yang mencoba merayu adik iparnya.
Roman yang menarik antara lain Sinuha, menggambarkan rasa nasionalisme ang tinggi orang Mesir terhadap tanah airnya. Sinuha setelah bertahun-tahun berkelana keluar negeri akhirnya kembali ke tanah kelahirannya. Juga dalam roman Arabian Nights terdapat cerita orang yang berjasa, berjudul Shipwrecked Sailor.
TATANAN RELIGIUS DI MESIR KUNO
KESEMPURNAAN AGAMA ORANG-ORANG MESIR
Orang Mesir dari semua kalangan taat beragama. Akibatnya adanya masa peralihan pertama maka timbulah berbagai perubahan sosial yang menyangkut kehidupan beragama terutama dalam bentuk pujaan dewa. Semula pemujaan dewa Osiris hanyalah berlaku di kalangan keluarga kerajaan dan para imam saja. Tetapi kemudian pemujaan Osiris merakyat, bahkan menjadi sebuah cabang Agama sebab Osiris dianggap sebagai dewa kematian dan terdapat suatu kepercayaan bahwa ia akan memberi perlindungan kepada pemujanya pada kehidupan sesudah mati.
Lambat laun agama orang mesir berkembang dengan dipadukannya pemujaan Osiris dan pemujaan dewa matahari , RE. Kedua dewa ini dianggap sebagai dewa yang memberikan kebaikan di dunia dan mereka saling bekerja sama untuk memelihara kebenaran di dunia. Pada masa ini agama orang mesir menjadi jelas karena bentukpenujaan tidak bercabang-cabang lagi, dengan demikian etika kehiduapan juga mengalami perubahan karena orang mesir lebih mememntingkan sikap yang adil guna mendapat pemberkatan dewa. Sejalan dengan perkembangan agama maka keadaan politik juga ikut menentukan. Masa akhir kerajaan pertangahan di tandai dengan melemahnya kekuasaan Firaun. Kekacauan demi kekacauan terus melanda mesir dan tidak adanya pemimpin kuat menyebabkan para pendeta dan imam memperkuat kekuasaanya. Etika-etika kehidupan banyak yang di tenggelamkan oleh para pendeta, sebagai gantinya mereka menciptakan berbagai mitos yang penuh dengan tahkhayul dan sihir.
KEKUASAAN PARA PENDETA
Keadaan negara yang tidak menentu di pergunakan oleh para pendeta untuk memeperluas kekuasaanya .Cara yang di tempuh adalah dengan mnekut-nakuti rakyat melali takhayul dan ilmu sihir, yang merupakan agama ciptaanya. Keserakahan semakin menjadi-jadi, para pendeta memperkaya diri sendiri dengan memaksa rakyat untuk membeli mantra-mantra yang ditulis dalam kertas pairus disebarkan kepercayaan di kalangan rakyat, jika mereka membeli mantera itu untuk di letakan di makam-makam maka jalan menuju ke surga semakin mudah. Tetapi jika mereka tidak membeli maka bencana yang beruntun akan menimpa.
Pada zaman kerajaan baru, karena kedudukan pendeta sangat menguntungkan maka tidaklah heran banyak orang berminta jabatan imam untuk mendapatkan jaminan seumur hidup. Jabatan imam pendeta diperdagangkan bahkan untuk membacakan doa pada saat pemakaman juga di kenakan tarif. Hanya orang yang mampu saja dianggap oleh para pendeta masih berada dalam kalangan para dewa-dewa yang tak dapat mati, bahkan bisa menjadi dewa Osiris.
REVOLUSI KEAGAMAAN IKHANATON DAN AKIBATNYA
Adanya kemunduran agama yang disebabkan oleh ilmu sihir dan juga sistem religi yang semakin rumit ditambah lagi dengan menyusutnya kekuasaan imam bertambah, merupakan keadaan yang terdapat di Mesir sampai pada awal pemerintahan Amenhotep IV.
Amenhotep IV (1380-1363 SM) adalah seorang firaun yang gagah dan mempunyai pendirian yang kuat untuk menegakan ide-idenya. Setelah beberapa kali usaha untuk memperbaiki agama agar jauh dari keburukan mengalami kegagalan maka Amenhotep IV terpaksa harus mengadakan perubahan besar-besaran terhadap kepercayaan di Mesir. Sang firaun juga seorang penganut agama yang taat dan hanya memeusatkan perhatian pada satu masalah saja, yaitu mengubah keadaan dalam negeri tanpa memperhatikan keadaan luar negeri. Usahanya yang tidak kenal lelah terus dijalankan dengan tujuan melawan birokrasi yang buruk, dan melawan kekuasaan pendeta yang merajalela serta menggerogoti kekuasan firaun. Amenhotep IV dengan tegas menusir pendeta yang tinggal di kuil-kuil dan menepatkan orang-orang dari kalangan tentara dalam birokrasi kerajaan.
Amenhotep IV mengubah nama dirinya menjadi Ikhanaton yang berarti memeuaskan. Cara-cara yang ditempuh dalam pembaharuan agama dengan mengajarkan sebuah agama yang sifatnya monotheisme yaitu memuja hanya satu dewa. Dewa yang satu ini oleh Ikhanaton dinamakan Aton yang dilambangkan dengan cakram matahari. Agama yang memuja dewa ammon yang telah berlangsung turun-temurun di kalangan rakyat Mesir, tiba-tiba di ubah. Dengan faham yang sangat fanatik , Ikhanaton memerintahkan bawahanya untuk menghapus nama dan gambar dewa Ammon dari semua kuil dan makam. Tempat-tempat suci dewa ammon ditutup, patung-patung nya dihancurkan dan para pendeta di tangkap. Sebaliknya ia memerintahkan membuat lagu-lagu pujian dan doa untuk menghormati dewa Aton. Penghalang utama dari pembaharuan agama di Mesir adalah orang –orang kuil dan pendeta yang bermukim di ibukota kerajaan, yaitu di Thebes. Tempat ini merupakan pusat pemujaan dewa Ammon.
Amenhotep IV atau Ikhanaton meninggalkan ibukota dan mendirikan ibu kota yang baru, yaitu Akhenaton yang terletak 200mil sebelah utara Thebes. Ikhanaton kemudian menyatakan perang terhadap para pendeta di kota Thebes. Rakyat menerima perubahan agama dengan kebingungan karena belum siap dan rakyat kurang menyukai penujaan terhadap satu dewa (monolitik). Ikhanaton tidak berhasil menegakan dewanya, sehingga keadaanya menjadi kacau.
Revolusi ikhanaton berakhir menjadi lemah kembali. Para pendeta kini tampil lagi untuk berkuasa dan mencari kekayaan. Takhayul lama dihidupkan kembali. Sebagian besar etika agama bangsa mulai hilang perlahan-lahan dan golongan berpendidikan lambat laun melupakan ajaran Ikhanaton. Meskipun dewa amon tidak lagi digunakan tetapi ia tetap dihormati.
Pengubahan kecil terjadi pada sifat dewa aton yang masih diakui yaitu beberapa sifat dewa di alihkan menjadi Ammon Ra. Perlu diketahui bahwa permaisuri Ikhanaton adalah nefertiti yang berwajah cantik dan anggun. Gamabr dan patungnya masih banyak di jumpai di Mesir hingga hari ini.

Selasa, 13 Mei 2014

Sejarah Persia








Sejarah Persia telah dimulai dari 5000 tahun yang lalu. Persia berada pada persilangan yang strategis di daerah Timur Tengah, Asia Barat Daya. Iran dan Persia adalah dua nama yang kerap digunakan untuk menunjukkan satu wilayah. Sebenarnya, antara keduanya terdapat sedikit perbedaan. Salah satu rumpun bangsa Arya yaitu bangsa Media, mendiami wilayah Iran bagian barat. Sementara rumpun bangsa lainnya, yaitu bangsa Persia, mendiami bagian selatan wilayah tersebut. Baik bangsa Media maupun Persia, keduanya tunduk pada kekuasaan bangsa Assyria. Namun, sejak 1000 SM, bangsa Persia berhasil menaklukkan bangsa Media bahkan menaklukkan imperium Assyria. Sejak saat itu, wilayah Iran dikenal dengan nama Persia. Persia menggunakan bahasa Persia dan juga mempunyai persamaan dalam kebudayaan dengan bangsa Iran yang lainnya. Bangsa ini mayoritas di Iran dan minoritas di beberapa negara-negara lain seperti Afganistan, Tajikistan, Uzbekistan, Amerika Serikat, Kuwait, Turki, Uni Emirat Arab, Irak dan juga beberapa negara di Timur Tengah

1) Sistem sosial masyarakat Persia
Dalam organisasi sosial, suku Persia menggunakan sistem kekerabatan patrilineal, yakni menggunakan garis keturunan sang ayah, atau anak laki-laki. Hal ini terlihat dari penggunaan kata ‘bin’ untuk anak laki-laki dan ‘binti’ untuk anak perempuan, dan diikuti nama ayah mereka dibelakang kata tersebut, yang menandakan mereka adalah anak dari orang tersebut. Di samping itu suku Persia juga menempatkan kaum laki-laki pada posisi yang lebih tinggi daripada kaum perempuan.Pada awalnya suku Persia hidup dengan cara pindah dari suatu tempat ke tempat lain. Mereka tidak betah tinggal menetap di suatu tempat. Yang mereka kenal hanyalah hidup mengembara selalu, berpindah-pindah mencari padang rumput dan menuruti keinginan hatinya. Mereka tidak mengenal hidup cara lain selain pengembaraan itu. Hal inilah yang membentuk watak bangsa Persia menjadi keras, individualis, dan terkadang merampok sanak saudaranya yang lebih beradab. Namun, dalam perkembangannya, bangsa Persia mengalami kejemuan dalam menjalani kehidupan itu. Akhirnya mereka hidup menetap dan bertani. Hidup di alam bebas dengan memperhatikan kepemilikan di antara para pemukim, yeng kemudian membentuk kehidupan bangsa Pesia menjadi bangsa yang berhati ikhlas, pemurah, dan suka menjamu tamu. Di samping itu, bangsa Persia juga sangat mencintai ilmu pengetahuan, yang pada akhirnya membawa bangsa ini menjadi bangsa yang mandiri dan independen, tidak bergantung pada bangsa Arab yang mayoritas menempati wilayah Timur Tengah. Mata pencaharian bangsa Persia ini—di samping bertani—adalah berternak biri-biri dan kambing.
2) Kekasisaran Persia
Kekaisaran Media dan Kekaisaran Akhemeniyah (3200SM – 330SM)
Kekaisaran ini menjadi simbol pendiri bangsa dan juga kekaisaran Iran, yangdisusul dengan Kekaisaran Akhemeniyah (648SM–330SM) yang didirikan oleh Koresh yang Agung. Koresh Agung juga terkenal sebagai pemerintah pertama yang mewujudkan undang-undang mengenai hak-hak kemanusiaan, tertulis di atas artefak yang dikenal sebagai Silinder Koresh. Kekaisaran Persia kemudian diperintah oleh Cambyses selama tujuh tahun (531SM - 522SM) dan kemangkatannya disusul dengan perebutan kuasa. Akhirnya Darius yang Agung (522SM -486SM) menang dan dinyatakan sebagai raja. Di bawah pemerintahan Koresh yang Agung dan Darius yang Agung, Kekaisaran Persia menjadi sebuah kekaisaran yang terbesar dan terkuat di dunia zaman itu. Pencapaian utamanya ialah sebuah kekaisaran besar pertama yang mengamalkan sikap toleransi dan menghormati budaya-budaya dan agama-agama lain di kawasan jajahannya.
Kekaisaran Seleukus (330SM ~ 248SM)
Pada tahun 330SM Kekaisaran Akhemeniyah diserang oleh Kerajaan Yunani yang di pimpin salah satu jenderal dari Alexander Agung yang bernama Seleukus dan lahirlah pemerintahan baru Persia yaitu Kekaisaran Seleukus dari Yunani. Seleukus mengangkat dirinya menjadi Kaisar setelah Alexander Agung wafat.
Kekaisaran Iran Ketiga: Kekaisaran Parthia (248SM – 224M)
Parthia bermula dengan Dinasti Arsacida yang menyatukan dan memerintah dataran tinggi Iran, yang juga turut menaklukkan wilayah timur Yunani pada awal abad ketiga Masehi dan juga Mesopotamia antara tahun 150 SM dan 224 M. Parthia juga merupakan musuh bebuyutan Romawi di sebelah timur, dan membatasi bahaya Romawi di Anatolia. Kekaisaran Parthia tegak selama lima abad (Berakhir pada tahun 224 M,) dan raja terakhirnya kalah di tangan kekaisaran lindungannya, yaitu Sassania.
Kekaisaran Iran Keempat: Kekaisaran Sassania (226–651)
Era Sassania ini menyaksikan memuncaknya peradaban Persia, dan merupakan kekaisaran Persia terakhir sebelum kedatangan Islam. Pengaruh dan kebudayaan Sassania kemudian diteruskan setelah pemelukan Islam oleh bangsa Persia. Dipimpin oleh Dinasti Sassania pada tahun 224 hingga 651 M.Kekaisaran Sassania, yang menggantikan Kekaisaran Parthia atau Kekaisaran Arkasid, diakui sebagai salah satu kekuatan utama di Asia Barat, Selatan, dan Tengah, bersama dengan Kekaisaran Romawi dan Kekaisaran Bizantium, dalam periode selama lebih dari 400 tahun.
Kekaisaran Sassania didirikan oleh Ardashir I, setelah keruntuhan Kekaisaran Parthia dan kekalahan raja Parthia terakhir, Artabanos IV (bahasa Persia: اردوان , Ardavan); dan kekaisaran ini berakhir ketika Syahansyah (Raja Segala Raja) Sasania terakhir, Yazdegerd III (632–651), kalah dalam perjuangan selama 14 tahun untuk menyingkirkan kekhalifahan Islam yang pertama, yaitu pendahulu dari kekaisaran-kekaisaran Islam lainnya. Dapat dilihat dari penjabaran di atas bangsa Persia mengalami pasang surut dan berbagai macam persoalan tetapi mereka selalu mampu bangkit dari keterpurukan.berkat semangat dan sifat mereka yang telah ditempa kehidupan yang keras dan mempertahankan harga diri bahwa Persia adalah bangsa yang besar,kepercayaan diri akan bangsa mereka membuat mereka menjadi kuat, serta mampu bertahan dalam situasi sesulit apapun. Selain itu bangsa Persia menjadi bangsa besar pertama yang mengamalkan sikap toleransi dan menghormati budaya-budaya dan agama-agama lain di kawasan jajahannya.
A. Agama masyarakat Persia
Peradaban Persia telah memperkenalkan tiga agama utama yaitu Zoroastrianisme, Manikeanisme, dan Bahá'í. Agama-agama lain termasuk Mazdak dan Manikeanisme yang keduanya secara tidak langsungnya memengaruhi agama Kristen:Keduanya berakar dari agama Zoroastrianisme. Sekarang, banyak cendekiawan memperdebatkan tentang agama yang mana terbit dahulu, Zoroastrianisme atau Yahudi. Tetapi mereka telah bersetuju bahwa Zoroastrianisme datang dahulu kalau diambil dari perspektif angelologi (doktrin tentang malaikat), demonologi (doktrin tentang setan) dan doktrin mengenai kiamat dan bencana alam.
Agama asli orang-orang persia adalah suatu kultus yang sederhana sekali, yang berhubungan dengan kehidupan penggembalaan pertanian. Akan tetapi kemudian seorang persia yang bernama Zarathustra mengembangkan suatu agama baru yang disebut Zoroastrianisme. Zoroastrianisme merupakan kepercayaan yang menyembah kepada Ahura Mazda atau "Tuhan yang bijaksana". Di dalam ajaran Zoroastrianisme, hanya ada satu Tuhan yang universal dan Maha Kuasa, yaitu Ahura Mazda. Ia dianggap sebagai Sang Maha Pencipta, segala puja dan sembah ditujukan hanya kepadanya.
Pengakuan ini adalah bentuk penegasan bahwa hanya Ahura Mazda yang harus disembah. Zarathustra menunjukkan pemikirannya tentang perbaikan tujuan arah negara yang beragama. Dia mengatakan, “Sesungguhnya cahaya Allah menjelma dalam setiap sesuatu yang berkilau dan menyala di alam dunia. Dia memerintahkan menghadap matahari dan api waktu beribadah, karena cahaya merupakan perlambang Tuhan. Ia mengajarkan untuk tidak mengotori empat unsur, yaitu: api, udara, debu dan air. Kemudian setelah itu datanglah para pendeta yang mengajak pengikut Zarathustra untuk mengikutui syariat yang bermacam-macam.
Mereka mengharamkan menggunakan sesuatu yang ada hubungannya dengan api,mencukupkan diri dengan segala perbuatan mereka hanya dengan pertanian dan perdagangan. Dari ritual penyembahan api ini, kemudian dijadikanlah api sebagai kiblat ritual ibadah dari berbagai tingkat golongan untuk menyembahnya. Selanjutnya, mereka menjadi para penyembah api dengan makna sebenarnya. Mereka membangun biara dan klenteng-klenteng, menentang setiap keyakinan dan agama selain menyembah api. Menurut penganut Zoroaster, Ahura Mazda adalah esensi murni yang suci dari segala bentuk materi, yang tidak dapat dilihat oleh pandangan mata dan tidak dapat ditangkap kedzatannya oleh akal manusia. Banyak dari manusia yang tidak mampu mengimani dzat dengan sifat seperti ini. Sehingga Zoroastrianisme membuat rumusan tentang hakikat ketuhanan Ahura Mazda dengan rumus.
Konsep mengenai Etika Hidup
Dalam pandangannya mengenai etika hidup yang ideal, ada tiga hal utama yang ditekankan dalam Zoroastrianisme yaitu pikiran yang baik, perkataan yang baik dan perbuatan yang baik. Zoroastrianisme memberikan kebebasan bagi setiap penganutnya untuk memilih hidup yang baik atau jahat bagi dirinya sendiri. Menurut mereka dunia yang akan datang akan mengalami pembaruan. Pembaruan dunia ini tidak dapat dapat dikerjakan oleh satu orang saja tetapi membutuhkan keterlibatan banyak orang. Oleh karena itu, Zoroastrianisme sangat menekankan tanggung jawab moral dari masing-masing orang untuk melakukan kebaikan. Dosa bagi penganut Zoroastrianisme adalah penolakan untuk bersekutu dengan aspek kebaikan dari Ahura Mazda. Mereka meyakini bahwa tidak ada yang ditakdirkan atau dikodratkan sebelumnya. Apa yang dilakukan, dikatakan dan dipikirkan selama hidup akan menentukan apa yang akan terjadi setelah meninggal. Mereka pun menolak konsep pertapaan karena mereka memahami bahwa dunia itu baik. Tidak ada ruang untuk penyangkalan diri dan bertapa karena menolak dunia berarti menolak ciptaan dan menolak ciptaan berarti menolak Sang Pencipta.
B. Budaya masyarakat Persia
1. Bahasa Persia
Bahasa Persia adalah salah satu bahasa yang tertua di dunia yang masih digunakan hingga hari ini lebih tua dari bahasa Sanskerta. Bahasa Persia turut terkenal karena tradisi sastranya dan sastrawan-sastrawannya yang terkenal dan berbakat. Antaranya ialah Hafez,Ferdowsi, Khayyam, Attar, Saadi, Nezami, Roudaki dan juga Rumi. Bahasa ini tergolong dalam keluarga bahasa Indo-Eropa dan merupakan bahasa resmi di Iran, Tajikistan dan Afganistan.Bahasa Persia turut memengaruhi bahasa Indonesia dari segi nama yang merupakan nama tempat Persia purba, seperti Johansyah (Johan Shah) dan Firmansyah. Selain itu beberapa kosakata Persia lain turut diserap seperti arak, bait, bandar,menara, anggur, ratna (rakna), jahanam, topan (taufan), waswas, dll.
2. Penulisan Bahasa Persia
Sebelum masuknya Islam, masyarakat Persia menggunakan dua versi huruf di masa Pahlavi, yakni huruf yang dimodifikasi dari Bahasa Aram, dan versi satunya merupakan huruf asli setempat yang disebut 'Dindapirak' atau dalam bahasa Persia Modern disebut 'Din dabireh' (huruf suci).Bahasa Persia modern menggunakan huruf Arab dengan tambahan 4 huruf untuk menuliskan 'zh', 'ch', 'p', dan 'g'.
3. IPTEK
Kincir angin Persia kuno merupakan salah satu kincir angin tertua yang pernah dibuat oleh manusia. Kincir angin ini dibuat oleh peradaban Persia sekitar 3000 tahun yang lalu. Kincir angin ini digunakan untuk menggiling gandum dan memompa air. Tanaman alang - alang diikat menjadi satu sehingga terbentuk bantalan yang diletakkan di sumbu pusat. Kincir angin ini dibuat dengan hati - hati, karena hampir setiap bagian dibuat dengan tangan. Walaupun mekanismenya sederhana, tetapi kincir angin ini telah dikenal oleh seluruh peradaban lainnya pada masa itu, dan beberapa negara masih menggunakan mekanisme seperti ini hingga di era modern ini. Bisa dibilang, kincir angin kuno ini merupakan cikal bakal kincir angin modern yang digunakan sebagai pembangkit listrik tenaga angin.
Menara angin atau wind tower ini digunakan oleh masyarakat Persia untuk sistem ventilasi udara di rumah - rumah mereka. Sistem ventilasi mereka jauh lebih rumit dari sistem ventilasi yang ada di rumah kita. Sistem ventilasi yang mereka kembangkan sejak 2.000 tahun yang lalu ini mungkin hanya bisa disaingi oleh sistem ventilasi dengan teknologi modern. Prinsipnya adalah dengan menggunakan kombinasi perbedaan tekanan udara, dan penyesuaian iklim lingkungan di daerah Persia.

























Sejarah singkat Asia Tenggara












SEJARAH SINGKAT ASIA TENGGARA

Asal Usul Asia Tenggara
Selama Perang Dunia Kedua istilah Asia Tenggara digunakan untuk menggambarkan wilayah di seputar kawasan Indo-china dan semenanjung Malaya serta kepulauan- kepulauan yang ada di sekitarnya. Sebelumnya istilah “Further India” dan “Little China” digunakan untuk menggambarkan kawasan Asia Tenggara, istilah ini menjadi populer saat British South-East Asia Command yang berada di bawah komando Louis Mountbatten menduduki wilayah- wilayah tersebut. Lalu penulis- penulis dari Amerika seperti Victor Parcel dan E.H.G Dobby menggunakan istilah “Southeast” dan “South-east” dalam menggambarkan kawasan Asia Tenggara.
Secara geografis wilayah Asia Tenggara terbagi ke dalam dua wilayah; Asia Tenggara Daratan dan Asia Tenggara Maritim.
Asia Tenggara Daratan, meliputi; Kamboja, Vietnam, Thailand, Myanmar dan Laos. Sementara Negara- Negara yang termasuk ke dalam Asia Tenggara Maritim, meliputi; Indonesia, Brunei, Filipina, Malaysia, Singapore dan Timor Leste.
Walau secara geografis Taiwan, Pulau Kokos dan Pulau Christmas masih termasuk ke dalam wilayah Asia Tenggara, karena alasan politis Taiwan dimasukan ke dalam wilayah Asia Timur sementara Pulau Kokos dan Pulau Christmas masuk ke dalam wilayah administrasi Negara Australia.
Kebudayaan dan bahasa Austronesia merupakan dasar tata kehidupan dan pergaulan bangsa-bangsa di wilayah Asia Tenggara ini. Baru pertengahan abad pertama Masehi pengaruh luar masuk ke dalam kawasan Asia Tenggara. Dimulai dari India dan China lalu pedagang- pedagang Islam dari Arab dan Persia perlahan- perlahan mulai mempengaruhi kebudayaan di kawasan Asia Tenggara.
Dilihat dari factor sejarah, politis dan kebudayaan Asia Tenggara telah banyak diliputi naungan bayangan dari India dan Cina, ini terlihat dari banyaknya peninggalan- peninggalan sejarah yang bercorak Hindu dan Budha. Salah satunya adalah tulisan- tulisan sansakerta dari India yang diterjemahkan oleh para penerjemah Nusantara dengan sangat kreatif dan epic di abad ke 9.
Selain banyak dipengaruhi oleh kebudayaan Hindu dan Budha, Agama Islam yang disebarkan oleh pedagang- pedagang dari Arab dan Persia yang masuk melalui Malaka juga memberi peranan penting dalam kebudayaan masyarakat di kawasan ASEAN. Itu terlihat dari besarnya pemeluk agama Islam di wilayah Asia Tenggara yang hamper mencapai 40% dari keseluruhan populasi penduduk di Asia Tenggara.
SEJARAH ASIA TENGGARA
Kawasan Asia Tenggara, termasuk Indonesia merupakan kawasan yang kaya akan sumber daya alam seperti rempah- rempah, logam, barang tambang dan produk- produk yang dihasilkan oleh Negara- negara tropis lainnya. Selain itu kawasan asia tenggara juga merupakan tempat strategis bagi jalur perdagangan dunia.
Karena letaknya yang strategis bagi jalur perdagan dunia,Negara- Negara dari Eropa secara berbondong- bonding masuk untuk membuat daerah koloni di kawasan Asia Tenggara. Hal itu lah yang membuat Negara- Negara dikawasan Asia Tenggara di akhir abad ke 18 kecuali Thailand mempunyai kesamaan latar belakang, semua Negara- Negara di Asia Tenggara merupakan daerah jajahan Negara- Negara Barat khususnya Negara Eropa.
Hasil perjanjian Tordeseillas dan Zaragoza yang menghasilkan kesepakatan yang membagi dunia di luar Eropa menjadi dua yang menjadi hak eksklusif antara Spanyol dan Portugal, berhasil membawa kapal Portugal mendarat di Selat Malaka dan Spanyol di Filipina.
Satu abad kemudian Negara- Negara Eropa datang bersama perusahaan- perusahaan dagangnya, VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie) yang berada dibawah kendali Belanda menguasai hamper seluruh wilayah Nusantara. Lalu Kerajaan Inggris dengan EIC (East India Company) berhasil menguasai wilayah Malaysia, Singapura dan Myanmar. Wilayah Indo-Cina dikuasai oleh Prancis. Sementara Filipina dikuasai oleh Spanyol dan Amerika Serikat.
Selain menjadikan kawasan Asia Tenggara sebagai lumbung padi mereka, pada perang Dunia Kedua Negara- Negara Barat juga menjadikan kawasan ini sebagai Pusat Komando Perang di wilayah Asia Pasifik dalam menghadapi musuh mereka.
Kolonialisasi yang dilakukan oleh Negara- Negara Eropa terhadap Negara- Negara di Asia Tenggara mengakibatkan wilayah- wilayah di Asia Tenggara terpecah dan dampak dari persamaan sejarah itu lahir sebuah integrasi regional yang melatar belakangi dibentuknya ASEAN (Association Of South East Asian Nations) yang berarti Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara di Bangkok—Thailand.
Sebuah oraganisasi ekonomi dan geo-politik di Asia Tenggara yang diprakasai oleh pemerintahan dari lima Negara, yaitu; Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura dan Thailand yang ditanda tangani oleh kelima menteri luar negeri masing-masing Negara tersebut pada tanggal 8 Agustus 1967 yang sekaligus melahirkan Deklarasi Bangkok, sekaligus menjadi tonggak sejarah lahirnya sebuah organisasi bernama ASEAN.
ASEAN
Kejatuhan regim Orde Lama di Indonesia yang dipimpin oleh Soekarno berhasil membuat situasi di kawasan Asia Tenggara menjadi semakin kondusif. Kemerdekaan Malaysia dan Filipina dari Inggris yang pada masa pemerintahan Soekarno di Indonesia ditentang dan dianggap sebagai penjajahan baru berhasil diperbaiki oleh pemerintahan Indonesia. Pemerintahan Orde Baru yang dipimpin oleh Soeharto membuat kebijakan politik luar negeri dengan memperbaiki hubungan Indonesia dengan Malaysia yang menjadi langkah awal pembentukan ASEAN.
ASEAN yang berdiri pada tanggal 8 Agustus 1967 diinisiasi oleh lima Negara awal yaitu Indonesia, Malaysia, Thailand, Singapura dan Filipina. Ke 5 menteri Luar Negeri dari ke lima Negara tersebut duduk bersama di Bangkok untuk mendiskusikan dan menandatangani dokumen pembentukan ASEAN.
Ke-lima menteri luar negeri yang menandatangani dokumen perjanjian tersebut adalah Adam Malik menjadi wakil dari Indonesia, Narciso R. Ramos dari Filipna, Tun Abdul Razak dari Malaysia, S. Rajaratnam dari Singapura dan Thanat Khoman menjadi perwakilan dari Thailand. Dokumen yang ditandatangani oleh ke lima menteri luar negeri tersebut disebut dengan Deklarasi Asean.
Baru pada tahun 1984, satu minggu setelah meraih kemerdekaannya Brunei Darusallam masuk sebagai anggota ke-enam ASEAN.
Pada 28 Juli 1995 Vietnam masuk menjadi anggota ke-tujuh, lalu disusul oleh oleh Laos, Kamboja dan Myanmar dua tahun kemudian pada tanggal 23 Juli 1977. Tapi karena kondisi keamanan Negara Kamboja yang dianggap belum stabil keanggotaan Kamboja ditangguhkan, baru pada tanggal 30 April 1999 Kamboja dianggap resmi menjadi anggota ASEAN.
Timor Timur menyusul 13 tahun kemudian, setelah melakukan referendum dan memerdekakan diri dari Indonesia, Timor Timur bergabung menjadi anggota ASEAN yang ke-sebelas pada bulan Maret 2011.
Filosofi logo ASEAN yang di dalamnya terdapat 10 tangkai padi yang menggambarkan cita-cita pelopor pembentuk ASEAN di Asia Tenggara, yaitu bersatu dan bersahabat. Sementara gambar bulatan melambangkan kesatuan ASEAN.
Sampai pertengahan tahun 90-an, ASEAN dianggap sebagai organisasi regional yang sukses di dunia. Itu terlihat dari cepatnya pembangunan ekonomi dan keamanan regional di kawasan Asia Tenggara. Sebelumnya banyak orang berpendapat bahwa kawasan Asia Tenggara merupakan kawasan yang mempunyai karakteristik seperti kawasan Balkan di Eropa yang rawan dengan konflik. Hingga di tahun 1997 saat krisis ekonomi Asia ikut menghantam Asia Tenggara stabilitas perekonomian dan keamanan di kawasan Asia Tenggara pun mulai kembali terganggu.
ASEAN WAY
ASEAN sebagai organisasi regional Asia Tenggara memiliki beberapa aspek penting dalam pembentukannya. ASEAN juga mempunyai identitas tersendiri dalam membuat keputusan untuk menyelesaikan masalah yang disebut dengan ASEAN way.
ASEAN way tercantum di dalam dokumen resmi ASEAN seperti ASEAN Declaration (1967) ) dan The Treaty of Amity and Cooperation in Southeast Asia (1976), yang di dalam dokumen- dokumen tersebut berisi tentang norma- norma serta serangkaian prosedur yang harus dilakukan dan dijalankan jika terjadi konflik antar negara di kawasan ASEAN.
ASEAN way merupakan cara bagaimana Negara- Negara ASEAN mengatasi konflik diantara mereka dengan mengedepankan prinsip musyawarah (dialogue) dan mufakat (consensus) sebagai norm dan order. ASEAN way diberlakukan di dalam sebuah forum yang dibentuk oleh Negara- Negara ASEAN dalam upaya penyelesaian konflik yang dinamakan ASEAN Regional Forum (ARF). Dalam melakukan penyelesaian konflik tersebut ASEAN way mengedepankan dua prinsip yaitu prinsip Preventif Diplomacy dan prinsip Non-intervensi.
ASEAN way bertujuan untuk menciptakan keteraturan hubungan antar Negara ASEAN untuk mencegah konflik yang sering terjadi di kawasan multietnis seperti di kawasan Asia Tenggara ini. Dalam hal ini ASEAN way dapat berperan menjadi alat stabilitas regional di kawasan Asia Tenggara.
Musyawarah merupakan pengambilan keputusan melalui diskusi dan konsultasi, sementara mufakat merupakan proses pengambilan keputusan yang membahas permasalahan secara bersama- sama demi mencapai kesepakatan yang disepakati bersama.
Musyawarah dan mufakat dapat diidentifikasikan sebagai bagian dari budaya Asia Tenggara yang telah dipraktekan selama berabad- abad di kawasan Asia Tenggara. Selama berabad- abad juga Musyawarah dan Mufakat memainkan peranan penting dalam menghasilkan keputusan di wilayah Asia Tenggara terutama dalam memainkan peran dalam politik desa.
Selain prinsip Musyawarah dan Mufakat, atas latar belakang historis yang sama dimana Negara- Negara ASEAN mengalami kelangkaan kedaulatan selama puluhan bahkan ratusan tahun karena penjajahan, ASEAN way menganut prinsip non-intervensi. Dimana Negara- Negara ASEAN tak berhak melakukan intervensi atau ikut campur dalam urusan Negara tetangga di wilayah ASEAN. ASEAN juga sebagai organisasi tidak berhak ikut campur terlalu jauh dalam permasalahan internal maupun bilateral yang dihadapi oleh Negara- Negara anggotanya.
ASEAN way yang pada dasarnya merupakan identitas yang patut dibanggakan ternyata mempunyai sisi buruk layaknya dua sisi dalam mata uang. ASEAN way dinilai memiliki beberapa kelemahan yang fundamental, dimulai dari persoalan kesamaan identitas regional yang masih diragukan, apalagi jika melihat permasalahan internal di beberapa Negara anggota, masih dapat ditemukan konflik antar etnis didalamnya, hingga kritik-kritik terhadap prinsip ASEAN Way menjadi dilematis jika dihadapkan pada kasus-kasus tertentu di era globalisasi seperti sekarang ini.
Selanjutnya adalah prinsip non-intervensi, prinsip ini dianggap membuat ASEAN menjadi tumpul dan tak mempunyai taji yang dapat membuat permasalahan- permasalahan di kawasan Asia Tenggara
semakin larut dan tak dapat terselesaikan.
Hal- hal ini lah yang membuat ASEAN berbeda dengan organisasi- organisasi regional lainnya, dimana ASEAN lebih mengedepankan cara diplomasi untuk menyelesaikan masalah dibanding dengan harus menyelesaikan masalah di meja perundingan yang melibatkan tawar-menawar dan mengambil hasil yang berlaku di pengadilan.


Mesopotamia













Peta yang menunjukkan wilayah Mesopotamia


Mesopotamia ( dari bahasa Yunani Kuno ): Μεσοποταμία: tanah di antara sungai-sungai : بلاد الرافدين (bilād al-rāfidayn); bahasa Suryani: ܒܝܬ ܢܗܪܝܢ (Beth Nahrain): "tanah dari sungai-sungai" terletak di antara dua sungai besar, Eufrat dan Tigris. Daerah yang kini menjadi Republik Irak itu pada zaman dahulu disebut Mesopotamia, yang dalam bahasa Yunani berarti "(daerah) di antara sungai-sungai". Nama Mesopotamia sudah digunakan oleh para penulis Yunani dan Latin kuno, seperti apa Polybius (abad 2 SM) dan Strabo (60 SM-20 M).


Menurut keyakinan Kristen dan Yahudi seperti dalam Perjanjian Lama, ada usaha menghubungkan keluarga Abraham (yang lalu disebut "Bapa Orang Beriman" dan diakui oleh tiga agama monoteistik dunia, Islam, Kristen, dan Yahudi ) dengan Mesopotamia. Dalam kitab Kejadian 11,31 dikatakan, pada suatu masa keluarga Abraham berpindah dari Ur Kaśdim ke Haran sebelum akhirnya berpindah ke Kanaan (Daerah Israel dan Palestina sekarang).


Lokasi Ur Kaśdim biasanya dirujuk pada Tell el-Muqayyar, situs bekas reruntuhan Kota Ur kuno dari periode Sumeria. Sedangkan Haran terletak di bagian utara Mesopotamia, di tepi Sungai Eufrat.








Etimologi





Toponim daerah Mesopotamia berasal dari akar kata bahasa yunani kuno μέσος (meso) "tengah" dan ποταμός (Potamia) "sungai" dan secara harfiah berarti "(Tanah) antara sungai". Hal ini digunakan di seluruh Septuaginta Yunani (ca. 250 SM) untuk menerjemahkan bahasa Ibrani yang setara Naharaim. Sebuah penggunaan Yunani bahkan lebih awal dari nama Mesopotamia terbukti dari Anabasis Alexandri, yang ditulis pada akhir abad ke-2 Masehi, namun secara khusus mengacu pada sumber-sumber dari masa Alexander Agung. Dalam Anabasis, Mesopotamia digunakan untuk menunjuk tanah timur dari Sungai Eufrat di utara Suriah. Istilah aramaic biritum / birit Narim berhubungan dengan konsep geografis yang mirip. Kemudian, istilah Mesopotamia itu lebih umum diterapkan untuk semua tanah antara sungai Eufrat dan Tigris, sehingga menggabungkan tidak hanya bagian dari Suriah tetapi juga hampir semua Irak dan Turki tenggara Dataran stepa di sebelah barat sungai Efrat dan bagian barat Pegunungan Zagros juga sering termasuk dalam istilah yang lebih luas Mesopotamia Perbedaan lebih lanjut biasanya dibuat antara atas atau Utara Mesopotamia dan dataran yang rendah atau Selatan Mesopotamia Atas Mesopotamia, juga dikenal sebagai Jezirah, adalah daerah antara Efrat dan Tigris dari sumber-sumber mereka ke Baghdad. Lebih rendah, bagian Mesopotamia terdiri dari selatan Irak, Kuwait, dan Iran bagian barat. Dalam penggunaan akademis modern, istilah Mesopotamia sering juga memiliki konotasi kronologis. Hal ini biasanya digunakan untuk menunjuk daerah sampai penaklukan Muslim, dengan nama-nama seperti Suriah, Jezirah, dan Irak yang digunakan untuk menggambarkan wilayah tersebut setelah tanggal tersebut.[2][10] Telah dikemukakan bahwa eufemisme kemudian adalah istilah Eurosentris dikaitkan dengan daerah di tengah-tengah berbagai abad ke-19 oleh perambahan Barat.


Sejarah Mesopotamia


Sejarah Mesopotamia diawali dengan tumbuhnya sebuah peradaban, yang diyakini sebagai pusat peradaban tertua di dunia, oleh bangsa Sumer(ia). Bangsa Sumeria membangun beberapa kota kuno yang terkenal, yaitu Ur, Ereck, Kish, dll. Kehadiran seorang tokoh imperialistik dari bangsa lain yang juga mendiami kawasan Mesopotamia, bangsa Akkadia, dipimpin Sargon Agung, ternyata melakukan sebuah penaklukan politis, tapi bukan penaklukan kultural. Bahkan dalam berbagai hal budaya Sumer dan Akkad berakulturasi, sehingga era kepemimpinan ini sering disebut Jilid Sumer-Akkad. Campur tangan Sumer tidak dapat diremehkan begitu saja, pada saat Akkad terdesak oleh bangsa Gutti, bangsa Sumer-lah yg mendukung Akkad, sehingga mereka masih dapat berkuasa di "tanah antara dua sungai-sungai" itu.


Mesopotamia dalam Alkitab


Beberapa catatan lain bisa dikemukakan untuk menunjukkan hubungan antara Abraham dengan Mesopotamia. Dalam kitab Ulangan 26,3; Nabi Musa mengajak umat untuk berdoa kepada Tuhan saat mempersembahkan panen pertama dengan mengawalinya, Bapaku adalah seorang Aram, seorang pengembara. Di tempat lain dikatakan bahwa Ishak, anak Abraham, diperintah Abraham untuk mencari istri dari daerah Aram-Mesopotamia (aram-naharayim) (Kejadian 24,2.10). Demikian juga dengan Yakub, cucu Abraham, dia disuruh pergi ke Padan-Aram untuk mendapatkan istri di sana (Kejadian 28,2). Dalam terjemahan Yunani Septuaginta, kedua nama terakhir ini disebut Mesopotamia.









Bagian potongan dari Epic Gilgamesh dalam bahasa Akkadia


Selain petunjuk yang secara eksplisit ada dalam Alkitab, masih bisa ditemukan informasi lain yang menunjukkan pengaruh Mesopotamia yang cukup kuat. Kesejajaran antara kisah-kisah Enkidu/Shamhat dan Adam/Hawa telah lama diakui oleh para peneliti.[12] Kisah Taman Eden dan kisah Air Bah yang terkenal itu, yang dikisahkan pada bagian awal kitab Kejadian, sebenarnya kuat dipengaruhi sastra Mesopotamia.[13][14] Biasanya ada tiga karya sastra Mesopotamia yang ditunjuk, yaitu Enuma Elis (dari abad 17 SM), Epos Gilgames (abad 20 SM), dan Athrahasis (abad 18-17 SM). Teks-teks itu cukup terkenal dan tersebar luas karena ditemukan dalam berbagai versi dan bahasa, seperti versi Akkadia, Sumeria, Hittit, dan Asyur. Kemiripan antara sastra Mesopotamia dengan teks-teks Alkitab begitu mencolok sehingga seringkali disimpulkan bahwa ada ketergantungan antara keduanya. Karena teks-teks Mesopotamia berasal dari periode yang jauh lebih tua dari teks-teks Alkitab, maka tidak mengherankan jika bisa disimpulkan, teks Alkitab bergantung pada sastra Mesopotamia itu. Para penulis Israel tampaknya mengambil dan memanfaatkan teks-teks Mesopotamia itu untuk mengungkap keyakinan mereka, sekaligus menyesuaikannya dengan keyakinan itu, terutama di bidang monoteisme.


Salah satu kemungkinan datangnya pengaruh Mesopotamia dalam kitab Kejadian adalah bahwa kisah-kisah Mesopotamia dibawa ke Palestina lalu menyebar-saat terjadi perpindahan penduduk besar-besaran dari Mesopotamia yang disebabkan situasi yang agak kacau sekitar abad 19 SM. Kiranya ini juga yang menjadi konteks berpindahnya keluarga Abraham dari Ur ke Haran, lalu ke Kanaan.


Berbagai kebiasaan dan peraturan yang tercermin dalam kitab Kejadian ternyata juga menemukan banyak kesamaan dengan kebiasaan dan peraturan yang hidup di daerah Mesopotamia. Sebagai contoh, kekhawatiran Abraham karena dia tidak mendapat keturunan, karena itu harus mewariskan segala miliknya kepada abdinya yang setia, Eliezer (Kejadian 15,1-4), ternyata sejajar dengan praktik yang dilakukan masyarakat Nuzi yang mendiami sebelah timur Sungai Tigris. Hal ini bisa diketahui melalui analisis teks-teks hukum yang berlaku di Nuzi, yang berasal dari abad 15 SM. Kisah tentang Abraham yang datang ke negeri asing lalu mengaku istrinya sebagai saudarinya (Kejadian 12,10-20) sering membingungkan orang. Tetapi, kini, dengan ditemukannya teks-teks yang berasal dari bangsa Hori di sebelah utara Mesopotamia, berdekatan dengan Haran, hal itu bisa dipahami dengan lebih baik. Dalam masyarakat Hori, ikatan perkawinan yang paling kuat adalah jika seorang istri sekaligus mendapat status saudari secara hukum. Karena itu, sering terjadi, sesudah perkawinan diadakan upacara lain untuk mengadopsi sang istri menjadi saudari. Hal ini disahkan dengan dua dokumen. Pertama, dokumen tentang perkawinan. Kedua, berkait dengan pengangkatannya sebagai saudari.


Matthias Henze menunjukkan bahwa kegilaan Nebukadnezar dalam Kitab Daniel mengacu pada Epos Gilgames. Dia mengklaim bahwa penulis menggunakan unsur-unsur dari deskripsi Enkidu untuk melukis potret sarkastik dan mengejek raja Babel


Salah satu warisan peradaban Mesopotamia Kuno yang amat bernilai bagi umat manusia adalah kumpulan hukum yang biasa disebut Codex Hammurabi. Kumpulan hukum yang berbentuk balok batu hitam itu ditemukan di Susa tahun 1901 dalam suatu ekspedisi yang dilakukan arkeolog Perancis di bawah pimpinan M de Morgan. Pada bagian atas balok, yang kini ada di Museum Louvre, Paris, ada relief yang menggambarkan Raja Hammurabi dari Babilonia Kuno (1728-1686 SM) sedang menerima hukum dari Dewa Shamash, dewa Matahari yang juga menjadi dewa pelindung keadilan. Perbandingan dengan kumpulan hukum yang ada dalam kitab Keluaran 21-23 menunjukkan adanya kesejajaran yang dekat. Adanya ketergantungan antara kedua kumpulan hukum itu tidak bisa ditentukan dengan pasti, tetapi pengaruh tidak langsung rasanya merupakan sesuatu yang amat masuk akal.


Codex Hammurabi, yang terdiri dari 282 pasal ditambah Prolog dan Epilog, tidak saja berpengaruh pada kumpulan hukum yang ada dalam Alkitab, tetapi juga pada sistem hukum pada periode selanjutnya. Yang menarik dan mungkin membuat kita (seharusnya) tertunduk malu adalah, kumpulan hukum itu juga mengingatkan kita bahwa sejak abad 18 SM, di Mesopotamia sudah ada seorang pemimpin besar yang sungguh-sungguh mempunyai kesadaran bahwa manusia harus diperlakukan secara adil sebagai manusia.